PIDIE YANG ISLAMI, SEHAT, CERDAS,
MAKMUR, DAMAI DAN BERMARTABAT
Ketika Meureudu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
Kerajaan Poli (Pedir) sebagai cikal bakal daerah Pidie. Keberadaan dan sejarah
kerajaan-kerajaan tersebut masih perlu ditelusuri lagi. Catatan-catatan sejarah
yang ada sekarang, hanya sedikit yang menjelaskan tentang hal itu. Meski
demikian, kedatangan Sultan Iskandar Muda ke Negeri Meureudu sebelum menyerang
Pahang di Semenanjung Malaya bisa membuka sedikit tabir informasi tersebut.
Informasi tentang kerajaan-kerajaan di Pidie dan Pidie Jaya
sekarang lebih banyak didominasi oleh sejarah daerah tersebut setelah berada di
bawah kekuasaan Kerajaan Aceh Darussalam. Malah Negeri Meureudu dalam Kerajaan
Aceh Darussalam memiliki peranan penting sebagai lumbung pangan.
Informasi-informasi tentang keberadaan Negeri Meureudu sebelum Kerajaan Aceh
Darussalam masih perlu penelitian lebih lanjut.
Untuk membuka tabir informasi
ke arah sana, keterangan dari sejarawan H M Zainuddin bisa menjadi informasi
awal. H M Zainuddin dalam makalahnya Aceh Dalam Inskripsi dan Lintasan Sejarah
pada seminar sejarah dan budaya Aceh pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) II
Agustus 1972 mengungkapkan, sebelum Islam masuk ke Aceh, di Aceh telah
berkembang kota-kota kerajan hindu seperti : Kerajaan Poli di Pidie yang
berkembang sekitar tahun 413 M.
Kerajan Sahe sering juga di sebut Sanghela di
kawasan Ulei Gle dan Meureudu, kerajan ini terbentuk dan dibawa oleh pendatang
dari pulau Ceylon. Kerajaan Indrapuri di Indrapuri. Kerajaan Indrapatra di
Ladong. Kerajaan Indrapurwa di Lampageu, Kuala pancu (Ujong Pancu, -red).
Semua kota-kota Hindu tersebut setelah islam kuat di Aceh
dihancurkan. Bekas-bekas kerajaan itu masih bisa diperiksa walau sudah
tertimbun, seperti di kawasan Paya Seutui Kecamatan Ulim (perbatasan Ulim
dengan Meurah Dua), reruntuhan di Ladong. Bahkan menurut H M Zainuddin, mesjid
Indrapuri dibangun diatas reruntuhan candi. Pada tahun 1830, Haji Muhammad,
yang lebih dikenal sebagai Tuanku Tambusi juga meruntuhkan candi-candi dan
batunya kemudian dimanfaatkan untuk membangun mesjid dan benteng-benteng.
Untuk mengungkap tentang keberadaan Kerajaan Sahe/Sanghela
itu, maka perlu diadakan penelitian secara arkeologi ke daerah Paya Seutui yang
disebut H M Zainuddin tersebut. Dalam makalahnya H M Zainuddin mengatak pernah
ada temuan sisa-sisa kerajaan Sahe/Sanghela itu di kawasan persawahan di Paya
Seutui, namun ia tidak jelas menyebutkan di Paya Seutui bagian mana itu
ditemukan.
Untuk mengetahui keberadaan para pendiri dan penduduk
Kerajaan Sahe/Sanghela tersebut, informasi dari asal-usul kerajaan Poli/Pedir
di Kabupaten Pidie sekarang mungkin bisa membantu, karena keberadaan negeri Meureudu
dan Negeri Pedir keduanya tak bisa dipisahkan.
Selama ini kita mengetahui asal mula daerah Pidie sekarang
adalah Kerajaan Poli atau Pedir, tapi ternyata jauh sebelumnya sudah ada
Kerajaan Sama Indra sebagai cikal bakalnya. Kuat dugaan, Kerajaan Sama Indra
ini berkembang pada waktu yang sama dengan kerajaan Sahe/Sanghela di Meureudu
atau bisa jadi satu kesatuan yang hidup saling berdampingan.
Informasi tentang keberadaan Kerajaan Sama Indra ini diungkap
oleh sejarawan lainnya, M Junus Djamil dalam sebuah buku yang disusun dengan
ketikan mesin tik. Buku dengan judul Silsilah Tawarick Radja-radja Kerajaan
Aceh itu diterbitkan oleh Adjdam-I/Iskandar Muda tidak lagi jelas tahun
penerbitnya. Tapi pada kata pengantar yang ditulis dengan ejaan lama oleh Perwira
Adjudan Djendral Kodam-I/Iskandar Muda, T Muhammad Ali, tertera 21 Agustus
1968.
Buku setebal 57 halaman itu pada halaman 24 berisi tentang
sejarah Negeri Pidie/Sjahir Poli. Kerajaan ini digambarkan sebagai daerah
dataran rendah yang luas dengan tanah yang subur, sehingga kehidupan
penduduknya makmur.
M Junus Djamil menyebutkan batas-batas kerajaan ini meliputi,
sebelah timur dengan Kerajaan Samudra/Pasai, sebelah barat dengan Kerajaan Aceh
Darussalam, sebelah selatan dengan pegunungan, serta dengan selat Malaka di
sebelah utara. Bila merujuk pada batas yang disebutkan tersebut, berarti
kerajaan Sahe/Sanghela termasuk dalam wilayah kerjaan Sama Indra di bagian
timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar