Kamis, 26 November 2020

Makalah Agroklimatologi

 

Nama : Khairunnisa M, S.P

Jurusan : Ilmu Tanah  

BAB I

PENDAHULUAN

 

                                                                                          

1.1      Latar Belakang

 

Latar belakang saya menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen pengajar mata kuliah AGROKLIMATOLOGI. Makalh ini membahas tentang Pemanasan global atau global warming. Makalah ini saya susun berdasarkan materi kuliah yang telah saya pelajari dan perbincangan yang sedang hangat dibicarakan oleh dunia. Pemanasan global belum menemukan titik terang dalam penanggulangannya.Disini saya berusaha membahas materi tentang “PEMANASAN GLOBAL/GLOBAL WARMING” 

Pemanasan Global adalah peningkatan suhu rata-rata di bumi. Contohnya,peningkatan suhu rata-rata diatmosfer, laut dan daratan bumi. Pemanasan global disebabkan oleh efek gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia.

Terjadinya pemanasan global suhu di planet bumi menjadi semakin panas sehingga banyaknya bencan alam dan berbagai fenomena-fenomena alam yang terjadi semakin tidak terkendali.

                              

1.2      Tujuan

 

Tujuan saya membuat makalah ini  selain untuk memenuhi tugas Agroklimatologi,juga untuk dapat menambah wawasan saya dan juga yang membaca,tentang pemanasan global dan dapat mengenal lebih dalam tentang keadaan alam sebagai tempat hidup semua makhluk,agar menjadi motivasi bagi saya dan semua yang membaca agar menjaga dan menumbuhkan rasa cintanya terhadap alam,serta dapat menambah pengetahuan dalam masalah pemanasan global.

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

Perubahan iklim merupakan issue lama, tetapi baru memperoleh perhatian dunia secara serius pada akhir abad ke XIX, dimulai pada saat diselenggarakannya Konverensi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de Janeiro, Brasil tahun1992, dengan dibentuknya badan dunia yang dikenal dengan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). Pada periode inilah perubahan iklim, penyebab, dampak yang akan ditimbulkan dan penanggulangan dampak, serta upaya menekan laju perubahan iklim banyak dipelajari dan diupayakan pemecahannya dalam skala Internasional.

Trenberth, Houghton and Filho (1995) dalam Hidayati (2001) mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang. Menurut Effendy (2001) salah satu akibat dari penyimpangan iklim adalah terjadinya fenomena El-Nino dan La-Nina. Fenomena El-Nino akan menyebabkan penurunan jumlaph curah hujan jauh di bawah normal untuk beberapa daerah di Indonesia. Kondisi sebaliknya terjadi pada saat fenomena La-nina berlangsung.

Perubahan iklim ditandai dengan kenaikan suhu atmosfer yang lebih tinggi dari sebelumnya. Kondisi tersebut biasa diikuti oleh kenaikan curah hujan yang disebabkan oleh kenaikan aktivitas konveksi (naiknya massa udara karena pemanasan) di wilayah tersebut. Curah hujan adalah salah satu indikator perubahan iklim (Ahrens, 1988 dalam Slamet dan Berliana, 2006). fluktuasi curah hujan dari rata-rata baik bulanan maupun tahunan serta intensitas hujannya dapat menggambarkan perubahan iklim

Murdiyarso (2003) dalam Berliana et al (2005) dalam Slamet dan Berliana (2006) menyatakan bahwa perubahan iklim adalah berubahnya intensitas unsur-unsur iklim (atau unsur cuaca) dalam jangka panjang ( ± 100 tahun). Oleh karena itu, variabilitas iklim musiman (musim hujan dan kemarau yang berubah mendadak), tahunan (musim kemarau atau hujan yang berubah periodisitasnya) dan dekadal (kejadian iklim ekstrim seperti El Nino dan La Nina) tidak termasuk dalam kategori perubahan iklim.

Perubahan iklim terjadi akibat adanya pemanasan global yang diakibatkan meningkatnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia, seperti industri, transportasi, kebakaran hutan, perubahan tata guna lahan dan sebagainya. Pada umumnya perubahan iklim tersebut ditandai dengan terjadinya kenaikan suhu udara di permukaan bumi dan naiknya paras permukaan laut. Pada umumnya di wilayah benua maritim Indonesia memiliki variabilitas unsur iklim curah hujan yang lebih besar dibanding unsur iklim lainnya seperti suhu, tekanan, dan kelembaban udara (Qodrita dan Berliana, 2006).

Supriatin, et al. (2006) dalam Slamet dan Berliana (2006) menyatakan bahwa hasil uji statistik F untuk variansi curah hujan tahunan, bulan basah (Desember, Januari, Februari), bulan kering (Juni, Juli, Agustus), dan bulan peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan (September, Oktober, Nopember) atau sebaliknya dari musim penghujan ke musim kemarau (Maret, April, Mei) dan uji t terhadap rata-rata curah hujan perlakuan (katagori bulan) yang sama menyebutkan bahwa belum terjadi perubahan iklim, baru terjadi perubahan yang sifatnya variabilitas saja.

Perubahan iklim tersebut diantaranya adalah Pemanasan Global dan memiliki penyebab dampak,serta solusinya yaitu:

 

2.1.  Pemanasan Global

 

Klimatologi merupakan ilmu tentang atmosfer. Mirip dengan meteorologi, tapi berbeda dalam kajiannya, meteorologi lebih mengkaji proses di atmosfer sedangkan klimatologi pada hasil akhir dari proses2 atmosfer. Klimatologi berasal dari bahasa Yunani Klima dan Logos yang masing2 berarti kemiringan (slope) yg di arahkan ke Lintang tempat sedangkan Logos sendiri berarti Ilmu. Jadi definisi Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda, dan bagaimana kaitan antara iklim dan dengan aktivitas manusia.

 

Karena klimatologi memerlukan interpretasi dari data2 yang banyak sehingga memerlukan statistik dalam pengerjaannya, orang2 sering juga mengatakan klimatologi sebagai meteorologi statistik (Tjasyono, 2004) Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis2 dan sifat2 iklim bisa menentukkan jenis2 tanaman yg tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu kajian klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan.

 

Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.

           

Pemanasan global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfir, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0,74 + 0,180C (1,33 + 0,320F) selama ratusan terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa “Sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke 20. Kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik termasuk semua akademik sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi masih terbanyak beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut. Model iklim yang dijadikan acuan oleh Proyek IPCC meunjukan suhu permukaan global akan meningkat 1,1 hingga 6,40C (2,0 – 11,50F) antara tahun 2020 dan 2140.

Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengeani emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang. Serta model-model sensitifitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagaian besar penelitian terfokus pada periode sehingga tahun 2000. Pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari 1000 tahun. Walaupun tingkat emisi gas rumah kaca tidak stabil ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.

Meningkatnya suhu global diperkitakan akan menyebabkan perubahan-perubahan lain, seperti naiknyapermukaan air laut, meningkatnya intensitas cuaca yang ekstrim serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akiabat-akibat pemanasan global yang laina adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis hewan.

2.2. Penyebab Pemanasan Global

Efek Rumah Kaca

Segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari, sebagaian besar berbentuk radiasi gelombang pendek. Ketika energi ini tiba di permukaan bumi, ia akan berubah dari cahaya menjadi panas. Permukaan bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali. Sisanya sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah, gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfir akibat menumpuknya gas-gas rumah kaca, antara lain: uap air, karbondioksida, sulfurdioksida, dan metana yang menajadi perangkap gelombang radiasi ini. Jika keadaan ini terjadi terus menerus akan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan terus meningkat.

Dengan semakin meningkatkany akonsentrasi gas-gas ini di atmosfir, semakian banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Bumi sebenarnya telah lebih panas 330C (590F) dari suhu semulanya. Jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -180C hingga es akan menutupi seluruh permukaan bumi. Akan tetapi sebaiknya, apabila gas-gas tersebut berlebihan di atmosfir, akan mengakibatkan pemanasan global.

 

Umpan Balik

Umpan balik dihasilkannya pada saat penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca, seperti CO2. Pemanasan pada walnya akan menyebabkan lebih banyaknya uap air yang menguap ke atmosfir. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca. Pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah air di udara sampai tercapainya siuatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Umpan balik meningkatkan kandungan air di udara namunkelembaban relatif di udara hampir konstan atau agak menurun, karena udara menjadi menghangat. Umpan bhalik hanya berdampak secara perlahan dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya jika dilihat dari atas awan tersebut akan memantulkan sinar matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendingin.

 

Variasi Matahari

Variasi yang dihasilkan dari matahari dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan. Variasi matahari akan memanaskan stratosfer. Fenomena variasi matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi, mungkintelah memberikan efek pemanasan di masa pra industri hingga tahun 1950.

Menurut perkiraan Duke University bahwa matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan suhu rata-rata selama periode 1900-2000 dan sebar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000.

Menurut beberapa peneliti, bahwa variasi matahari hanya membawa pengaruh kecil terhadap pemanasan global, yaitu sekitar 0,07%.

 

2.3. Dampak Terhadap Alam

Iklim Mulai Tidak Stabil

Selama pemanasan global, daerah bagian utama dari belahan bumi utara akan memanas lebih dari daerah-daerah lain. Akibatnya gunung-gunung es akan mencair Musim tnam akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cendrung meningkat. Daerah hangat akan menjadi lembab karena lebih banayak air yang menguap dari lautan. Kelembapan yang tinggi akan meningkatkan cuaca hujan. Badai akan menjadi lebih sering, air akan lebih cepat menguap dari tanah yang akan dapat mengakibatkan beberapa daerah menjadi kering. Selain itu juga, angin akan bertiup kencang dan cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.


Peningkatan Permukan Laut

Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan laut juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikan permukaan laut. Tinggi permukaan laut diseluruh dunia telah meningkat 10-25cm (9-10 inchi) selama abad ke 20 dan ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9-88cm (4-35inchi) pada abad ke 21. Perubahan tinggi laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai dan dapat menenggewlamkan beberapa negara.

 

Suhu Global Cendrung Meningkat

Bagian selatan kanada, sebagai contoh mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Dilain pihak, lahan pertanian ropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak musim bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.

 

Gangguan Ekologi

Hewan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghidari dari efek pemanasan ini, karena sebagaian besar lahan telah dikuasai oleh manusia. Dalam pemanasan global, henwan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau ke selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.

 

2.4. Dampak Sosial dan Budaya

Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas dan nkematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrim dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit yang dengan bencana alam (banjir, badai, dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian, dimana sering muncul penyakit diare, malnutrisi, difisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit dan lain-lain.

 Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air. Seperti meningkatnya kejadian demam berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk berkembangbiak. Dengan adanya perubahan iklim ini, maka munculah spesies vektor penyakit (eq. Aedes Agipty). Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang targetnya adalah organisme tersebut.

Selain itu bisa diprediksi bahwa ada beberapa spesies yang akan punah karena perubahan ekosistem. Gradasi lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vektor-vektor diseases. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol, akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernapasan, seperti asma, alergi, coccidiodomicosys, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.

 

2.5. Dampak sosial dan politik
            Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.

 

2.6. Pengendalian Pemanasan Global

Pengendalian dilakukan dengan cara mengatasi epek yang dilakukan sambil melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim pada masa depan. Kerusakan yang pernah dapat diatasi dengan berbagai cara, misalnya:

a.       Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut.

b.      Pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi.

Adapun dua cara pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca:

a.       Mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfir dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbonnya di tempat lain.

b.      Mengurangi produksi gas rumah kaca.

2.7. Cara Menghilangkan Karbon

Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi terutama yang muda dan cepat.

Gas karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikan gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar dari perut bumi.

            Cara lain untuk mencegah pemanasan Global yaitu:

a) Hemat penggunaan listrik
Tips-tips hemat listrik :
*Gunakan lampu hemat energi
*Pilih alat-alat elektronik yang kapasitasnya sesuai kebutuhan rumahtangga kita, misalnya Magic Com/Magic Jar sesuai kebutuhan sekeluarga sehari;
*Gunakan mesin cuci sesuai kapasitasnya, bila cucian sangat sedikit sebaiknya dikumpulkan dahulu hingga sesuai dg kapasitas mesin cuci kita;
*Matikan alat-alat elektronik yang sedang tidak digunakan;
*Upayakan rumah berventilasi baik sehingga tidak terlalu tergantung pada penggunaan Air Condition (AC);
*Upayakan rumah mendapatkan cahaya matahari secara optimal sehingga pada siang hari tidak perlu menggunakan lampu.

b) Hemat penggunaan kertas dan tinta
*Untuk keperluan menulis konsep/corat-coret sebaiknya menggunakan kertas bekas, misalnya bekas print yang baliknya masih kosong;
*Batasi penggunaan produk disposable/sekali pakai misalnya: tissue, diaper/pamper, dsb;
*Kertas-kertas bekas dikumpulkan dan diberikan kepada pemulung.

c) Hemat penggunaan air
Berikut ini tips-tips hemat air:
*Bila menggunakan shower atau washtafel, matikan kran pada saat anda bercukur, menggosok gigi dan kramas dengan cara ini anda dapat berhemat sampai dengan lebih dari 6000 L air perminggu;
*Kumpulkan air bekas mencuci sayur, gunakan air bekas ini untuk sekedar menyiram tanaman, merendam lap-lap kotor dll.;
*Lakukan cuci mobil menggunakan air dalam ember dan lap, jangan gunakan kran air;
*Periksa secara berkala dan ganti kran atau pipa air yang mulai bocor, anda dapat menghemat hingga 9500 Liter air perbulan.

d) Hemat penggunaan bahan bakar
*Lakukan perawatan yang baik pada mesin kendaraan anda;
*Periksa tekanan ban kendaraan anda, tekanan ban yang akurat dapat menghemat BBM;
*Hindari penggunaan kendaraan yang sistem pembakaran pada mesinnya sudah tidak efisien;
*Gunakan kendaraan sesuai kebutuhan, misalnya jika hanya bepergian sendiri lebih baik gunakan sepeda motor daripada mobil;

e) Pengelolaan sampah/limbah yang baik
*Pisahkan sampah organik dan non organik, sampah organik misalnya : kulit buah, sisa sayur, sisa pangkasan tanaman, daun-daun kering dsb. Dapat dibuat kompos;
*Sampah organik dapat dibuat bahan isian untuk biopori;
*Hindari membakar sampah;
*Bila berbelanja bawalah tas belanjaan sendiri, sehingga menghindari penggunaan tas plastik.

                                                      

BAB III

PENUTUP

 

3.1 Kesimpulan

Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfir, laut dan daratan bumi. Penyebab terbesar pemanasan global adalah efek gas rumah kaca akibat aktifitas manusia melalui efek rumah kaca. Pemanasan global sangat berdampak negatif bagi alam semesta ini, seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah dan pola presipitasi, berpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, punahnya berbagai jenis hewan dan munculnya berbagai penyakit.

Pemanasan global hanya dapat dicegah dengan cara mengatasi efek yang ditimbulkan sambil melakukan langkah-langkah pencegahan, diantaranya: menghilangkan karbondioksida di atmosfir dengan cara menanam dan memelihara pepohonan lebih banyak lagi dan mengurangi produksi gas rumah kaca serta mengurangi pemakain transportasi yang berlebihan.

 

 

3.2 Saran

 

      Dari hasil makalah yang saya susun,masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan.

Untuk itu saya mengharap adanya kritikan dan saran agar lebih baik untuk selanjutnya dalam menyusun makalah.


DAFTAR PUSTAKA


 

Ahrens.1988 dalam Slamet dan Berliana.2006.Perubahan iklim.dikutip dari blok Mbojo.word

      press.com,diakses tanggal 20 April 2014.

Efendi.2001.Perubahan Iklim.dikutip pada blok Mbojo.word press.com,diakses tanggal 20 April

        2014.

Murdiyarso.2003 dalam Berliana et al.2005 dalam Slamet dan Berliana.2006.

     Perubahan Iklim.dikutip dari blok.word press.com,diakses tanggal 20 April 2014.

Supriati,et al.2006 dalam Slamet dan Berliana. 2006. Perubahan Iklim.dikutip dari blok.

     word   press.com,diakses tanggal 20 April 2014.

Thenbert,Houghton and Fillo.1995 dalam Hidayati.2001. Perubahan Iklim.dikutip dari blok.

     word press.com,diakses tanggal 20 April 2014.

Tjasyono.2004 “iklim ,suhu terhadap permukaan bumi” Wisnubroto:Surabaya.

Qodrita dan Berliana.2006. Perubahan Iklim.dikutip pada blok Mbojo.word press.com,

     diakses   tanggal 20 April 2014.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar