BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar belakang saya menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen pengajar mata kuliah AGROKLIMATOLOGI. Makalh ini membahas tentang Pemanasan global atau global warming. Makalah ini saya susun berdasarkan materi kuliah yang telah saya pelajari dan perbincangan yang sedang hangat dibicarakan oleh dunia. Pemanasan global belum menemukan titik terang dalam penanggulangannya.Disini saya berusaha membahas materi tentang “PEMANASAN GLOBAL/GLOBAL WARMING”
Pemanasan Global adalah peningkatan suhu rata-rata di bumi. Contohnya,peningkatan suhu rata-rata diatmosfer, laut dan daratan bumi. Pemanasan global disebabkan oleh efek gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia.
Terjadinya pemanasan global suhu di planet
bumi menjadi semakin panas sehingga banyaknya bencan alam dan berbagai
fenomena-fenomena alam yang terjadi semakin tidak terkendali.
1.2 Tujuan
Tujuan saya membuat makalah ini selain untuk memenuhi tugas
Agroklimatologi,juga untuk dapat menambah wawasan saya dan juga yang membaca,tentang
pemanasan global dan dapat mengenal lebih dalam tentang keadaan alam sebagai
tempat hidup semua makhluk,agar menjadi motivasi bagi saya dan semua yang
membaca agar menjaga dan menumbuhkan rasa cintanya terhadap alam,serta dapat
menambah pengetahuan dalam masalah pemanasan global.
BAB II
PEMBAHASAN
Perubahan iklim
merupakan issue lama, tetapi baru memperoleh perhatian dunia secara serius
pada akhir abad ke XIX, dimulai pada saat diselenggarakannya Konverensi Tingkat
Tinggi Bumi di Rio de Janeiro, Brasil tahun1992, dengan dibentuknya badan dunia
yang dikenal dengan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). Pada
periode inilah perubahan iklim, penyebab, dampak yang akan ditimbulkan dan
penanggulangan dampak, serta upaya menekan laju perubahan iklim banyak
dipelajari dan diupayakan pemecahannya dalam skala Internasional.
Trenberth,
Houghton and Filho (1995) dalam Hidayati
(2001) mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan pada iklim yang
dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah
komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode
yang cukup panjang. Menurut Effendy (2001) salah satu akibat dari penyimpangan
iklim adalah terjadinya fenomena El-Nino dan La-Nina. Fenomena El-Nino akan
menyebabkan penurunan jumlaph curah hujan jauh di bawah normal untuk beberapa
daerah di Indonesia. Kondisi sebaliknya terjadi pada saat fenomena La-nina
berlangsung.
Perubahan iklim
ditandai dengan kenaikan suhu atmosfer yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Kondisi tersebut biasa diikuti oleh kenaikan curah hujan yang disebabkan oleh
kenaikan aktivitas konveksi (naiknya massa udara karena pemanasan) di wilayah
tersebut. Curah hujan adalah salah satu indikator perubahan iklim (Ahrens, 1988
dalam Slamet dan Berliana, 2006). fluktuasi curah hujan dari rata-rata baik
bulanan maupun tahunan serta intensitas hujannya dapat menggambarkan perubahan
iklim
Murdiyarso (2003)
dalam Berliana et al (2005) dalam Slamet dan Berliana (2006)
menyatakan bahwa perubahan iklim adalah berubahnya intensitas unsur-unsur iklim
(atau unsur cuaca) dalam jangka panjang ( ± 100 tahun). Oleh karena itu,
variabilitas iklim musiman (musim hujan dan kemarau yang berubah mendadak),
tahunan (musim kemarau atau hujan yang berubah periodisitasnya) dan dekadal
(kejadian iklim ekstrim seperti El Nino dan La Nina) tidak termasuk dalam
kategori perubahan iklim.
Perubahan iklim
terjadi akibat adanya pemanasan global yang diakibatkan meningkatnya emisi Gas
Rumah Kaca (GRK) yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia, seperti
industri, transportasi, kebakaran hutan, perubahan tata guna lahan dan
sebagainya. Pada umumnya perubahan iklim tersebut ditandai dengan
terjadinya kenaikan suhu udara di permukaan bumi dan naiknya paras permukaan
laut. Pada umumnya di wilayah benua maritim Indonesia memiliki variabilitas
unsur iklim curah hujan yang lebih besar dibanding unsur iklim lainnya seperti
suhu, tekanan, dan kelembaban udara (Qodrita dan Berliana, 2006).
Supriatin, et al.
(2006) dalam Slamet dan Berliana (2006) menyatakan bahwa hasil uji statistik F
untuk variansi curah hujan tahunan, bulan basah (Desember, Januari, Februari),
bulan kering (Juni, Juli, Agustus), dan bulan peralihan dari musim kemarau ke
musim penghujan (September, Oktober, Nopember) atau sebaliknya dari musim
penghujan ke musim kemarau (Maret, April, Mei) dan uji t terhadap rata-rata
curah hujan perlakuan (katagori bulan) yang sama menyebutkan bahwa belum
terjadi perubahan iklim, baru terjadi perubahan yang sifatnya variabilitas
saja.
Perubahan iklim tersebut diantaranya adalah Pemanasan Global dan memiliki penyebab dampak,serta solusinya yaitu:
2.1. Pemanasan Global
Klimatologi
merupakan ilmu tentang atmosfer. Mirip dengan meteorologi, tapi berbeda dalam
kajiannya, meteorologi lebih mengkaji proses di atmosfer sedangkan klimatologi
pada hasil akhir dari proses2 atmosfer. Klimatologi berasal dari bahasa Yunani
Klima dan Logos yang masing2 berarti kemiringan (slope) yg di arahkan ke
Lintang tempat sedangkan Logos sendiri berarti Ilmu. Jadi definisi Klimatologi
adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di
berbagai tempat di bumi berbeda, dan bagaimana kaitan antara iklim dan dengan
aktivitas manusia.
Karena
klimatologi memerlukan interpretasi dari data2 yang banyak sehingga memerlukan
statistik dalam pengerjaannya, orang2 sering juga mengatakan klimatologi
sebagai meteorologi statistik (Tjasyono, 2004) Iklim merupakan salah satu faktor
pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis2 dan sifat2 iklim
bisa menentukkan jenis2 tanaman yg tumbuh pada suatu daerah serta produksinya.
Oleh karena itu kajian klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan.
Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu
rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di
atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti
meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir
dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang
berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.
Pemanasan global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfir, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0,74 + 0,180C (1,33 + 0,320F) selama ratusan terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa “Sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke 20. Kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik termasuk semua akademik sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi masih terbanyak beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut. Model iklim yang dijadikan acuan oleh Proyek IPCC meunjukan suhu permukaan global akan meningkat 1,1 hingga 6,40C (2,0 – 11,50F) antara tahun 2020 dan 2140.
Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengeani emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang. Serta model-model sensitifitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagaian besar penelitian terfokus pada periode sehingga tahun 2000. Pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari 1000 tahun. Walaupun tingkat emisi gas rumah kaca tidak stabil ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.
Meningkatnya suhu global diperkitakan akan menyebabkan perubahan-perubahan lain, seperti naiknyapermukaan air laut, meningkatnya intensitas cuaca yang ekstrim serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akiabat-akibat pemanasan global yang laina adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis hewan.
2.2. Penyebab Pemanasan Global
Efek Rumah Kaca
Segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari, sebagaian besar berbentuk radiasi gelombang pendek. Ketika energi ini tiba di permukaan bumi, ia akan berubah dari cahaya menjadi panas. Permukaan bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali. Sisanya sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah, gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfir akibat menumpuknya gas-gas rumah kaca, antara lain: uap air, karbondioksida, sulfurdioksida, dan metana yang menajadi perangkap gelombang radiasi ini. Jika keadaan ini terjadi terus menerus akan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan terus meningkat.
Dengan semakin meningkatkany
akonsentrasi gas-gas ini di atmosfir, semakian banyak panas yang terperangkap
di bawahnya. Bumi sebenarnya telah lebih panas 330C (590F)
dari suhu semulanya. Jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -180C
hingga es akan menutupi seluruh permukaan bumi. Akan tetapi sebaiknya, apabila
gas-gas tersebut berlebihan di atmosfir, akan mengakibatkan pemanasan global.
Umpan Balik
Umpan balik dihasilkannya pada
saat penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah
kaca, seperti CO2. Pemanasan pada walnya akan menyebabkan lebih
banyaknya uap air yang menguap ke atmosfir. Karena uap air sendiri merupakan
gas rumah kaca. Pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah air di udara
sampai tercapainya siuatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Umpan balik
meningkatkan kandungan air di udara namunkelembaban relatif di udara hampir
konstan atau agak menurun, karena udara menjadi menghangat. Umpan bhalik hanya
berdampak secara perlahan dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi
infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya
jika dilihat dari atas awan tersebut akan memantulkan sinar matahari dan radiasi
infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendingin.
Variasi Matahari
Variasi yang dihasilkan dari matahari dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan. Variasi matahari akan memanaskan stratosfer. Fenomena variasi matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi, mungkintelah memberikan efek pemanasan di masa pra industri hingga tahun 1950.
Menurut perkiraan Duke
University bahwa matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50%
peningkatan suhu rata-rata selama periode 1900-2000 dan sebar 25-35% antara
tahun 1980 dan 2000.
Menurut beberapa peneliti, bahwa variasi matahari hanya membawa
pengaruh kecil terhadap pemanasan global, yaitu sekitar 0,07%.
2.3. Dampak Terhadap Alam
Iklim Mulai Tidak Stabil
Selama pemanasan global, daerah
bagian utama dari belahan bumi utara akan memanas lebih dari daerah-daerah
lain. Akibatnya gunung-gunung es akan mencair Musim tnam akan lebih panjang di
beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cendrung meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lembab karena lebih banayak air yang menguap dari
lautan. Kelembapan yang tinggi akan meningkatkan cuaca hujan. Badai akan
menjadi lebih sering, air akan lebih cepat menguap dari tanah yang akan dapat
mengakibatkan beberapa daerah menjadi kering. Selain itu juga, angin akan
bertiup kencang dan cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
Peningkatan Permukan Laut
Ketika atmosfer menghangat,
lapisan permukaan laut juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar
dan menaikan permukaan laut. Tinggi permukaan laut diseluruh dunia telah
meningkat 10-25cm (9-10 inchi) selama abad ke 20 dan ilmuan IPCC memprediksi
peningkatan lebih lanjut 9-88cm (4-35inchi) pada abad ke 21. Perubahan tinggi
laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai dan dapat
menenggewlamkan beberapa negara.
Suhu Global Cendrung Meningkat
Bagian selatan kanada, sebagai
contoh mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan
lebih lamanya masa tanam. Dilain pihak, lahan pertanian ropis semi kering di
beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang
menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika
snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami,
akan mencair sebelum puncak musim bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan
hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
Gangguan Ekologi
Hewan tumbuhan menjadi makhluk
hidup yang sulit menghidari dari efek pemanasan ini, karena sebagaian besar
lahan telah dikuasai oleh manusia. Dalam pemanasan global, henwan cenderung
untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah
arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu
hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini.
Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau ke selatan yang terhalangi oleh
kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies
yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
2.4. Dampak Sosial dan Budaya
Perubahan cuaca dan lautan
dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas
dan nkematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen
sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrim dan
peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat
menyebabkan penyakit yang dengan bencana alam (banjir, badai, dan kebakaran)
dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan
perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian, dimana sering muncul
penyakit diare, malnutrisi, difisiensi mikronutrien, trauma psikologis,
penyakit kulit dan lain-lain.
Selain itu bisa diprediksi
bahwa ada beberapa spesies yang akan punah karena perubahan ekosistem. Gradasi
lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga
berkontribusi pada waterborne diseases dan vektor-vektor diseases. Ditambah
pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol, akan
berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernapasan, seperti asma,
alergi, coccidiodomicosys, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.
2.6. Pengendalian Pemanasan
Global
Pengendalian dilakukan dengan
cara mengatasi epek yang dilakukan sambil melakukan langkah-langkah untuk
mencegah semakin berubahnya iklim pada masa depan. Kerusakan yang pernah dapat
diatasi dengan berbagai cara, misalnya:
a. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk
mencegah masuknya air laut.
b. Pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke
daerah yang lebih tinggi.
Adapun dua cara pendekatan
utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca:
a. Mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfir dengan menyimpan gas
tersebut atau komponen karbonnya di tempat lain.
b. Mengurangi produksi gas rumah kaca.
2.7. Cara Menghilangkan Karbon
Cara yang paling mudah untuk
menghilangkan karbondioksida adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam
pohon lebih banyak lagi terutama yang muda dan cepat.
Gas karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikan gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar dari perut bumi.
Cara lain untuk mencegah pemanasan Global yaitu:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemanasan global adalah
peningkatan suhu rata-rata atmosfir, laut dan daratan bumi. Penyebab terbesar pemanasan
global adalah efek gas rumah kaca akibat aktifitas manusia melalui efek rumah
kaca. Pemanasan global sangat berdampak negatif bagi alam semesta ini, seperti
naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang
ekstrim, perubahan jumlah dan pola presipitasi, berpengaruhnya hasil pertanian,
hilangnya gletser, punahnya berbagai jenis hewan dan munculnya berbagai
penyakit.
Pemanasan global hanya dapat dicegah
dengan cara mengatasi efek yang ditimbulkan sambil melakukan langkah-langkah
pencegahan, diantaranya: menghilangkan karbondioksida di atmosfir dengan cara
menanam dan memelihara pepohonan lebih banyak lagi dan mengurangi produksi gas
rumah kaca serta mengurangi pemakain transportasi yang berlebihan.
3.2
Saran
Dari hasil makalah yang saya susun,masih
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan.
Untuk itu saya mengharap adanya kritikan dan saran agar lebih baik untuk selanjutnya dalam menyusun makalah.
DAFTAR PUSTAKA
Ahrens.1988
dalam Slamet dan Berliana.2006.Perubahan iklim.dikutip dari blok
Mbojo.word
press.com,diakses tanggal 20 April 2014.
Efendi.2001.Perubahan
Iklim.dikutip pada blok Mbojo.word press.com,diakses tanggal 20 April
2014.
Murdiyarso.2003
dalam Berliana et al.2005 dalam Slamet dan Berliana.2006.
Perubahan Iklim.dikutip dari blok.word press.com,diakses tanggal 20 April 2014.
Supriati,et
al.2006 dalam Slamet dan Berliana. 2006. Perubahan Iklim.dikutip dari blok.
word press.com,diakses tanggal 20 April 2014.
Thenbert,Houghton
and Fillo.1995 dalam Hidayati.2001. Perubahan Iklim.dikutip dari blok.
word press.com,diakses tanggal 20 April 2014.
Tjasyono.2004 “iklim ,suhu terhadap permukaan bumi” Wisnubroto:Surabaya.
Qodrita dan Berliana.2006. Perubahan Iklim.dikutip pada blok Mbojo.word press.com,
diakses
tanggal 20 April 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar