BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekosistem
laut merupakan sistem akuatik yang terbesar di planet bumi. Lautan menutupi
lebih dari 80 persen belahan bumi selatan tetapi hanya menutupi 61 persen
belahan bumi utara, dimana terdapat sebagian besar daratan bumiIndonesia
sebagai Negara kepulauan terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera
Hindia dan mempunyai tatanan geografi yang rumit dilihat dari topografi dasar
lautnya. Dasar perairan Indonesia di beberapa tempat, terutama di kawasan barat
menunjukkan bentuk yang
sederhana atau rata yang hampir seragam, tetapi di tempat lain terutama kawasan
timur menunjukkan bentuk-bentuk yang lebih majemuk, tidak teratur dan rumit.
Bentuk
dasar laut yang majemuk tersebut
serta lingkungan air di atasnya memberi kemungkinan munculnya keanekaragaman
hayati yang tinggi, dengan sebaran yang luas, baik secara mendatar maupun
secara vertikal.Lingkungan laut selalu berubah atau dinamis.Kadang-kadang
perubahan lingkungan ini lambat, seperti datangnya zaman es yang memakan waktu
ribuan tahun.Kadang-kadang cepat seperti datangnya hujan badai yang menumpahkan
air tawar dan mengalirkan endapan lumpur
dari darat ke laut. Cepat atau lambatnya perubahan itu sama-sama mempunyai
pengaruh, yakni kedua sifat perubahan tersebut akan mengubah intensitas
faktor-faktor lingkungan.
Berdasarkan
uraian di atas penulis menyusun makalah bertemakan ekosistem laut untuk
menambah pemahaman mengenai ekosistem laut, pembagian ekosistem laut, ciri-
ciri ekosistem, penyebab kurusakan ekosistem laut serta cara untuk
menanggulanginya.
1.2 Rumusan
Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud
dengan ekosistem laut?
2. Bagaimana ciri-ciri
ekosistem laut?
3. Bagaimana pembagian
ekosistem laut?
4. Apa sajakah
permasalahan ekosistem laut?
5. Apa sajakah manfaat
ekosistem laut bagi manusia?
6. Bagaimana upaya
pelestarian ekosistem laut?
1.3 Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian
ekosistem laut.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri ekosistem
laut.
3. Untuk mengetahui pembagian ekosistem
laut.
4. Untuk mengetahui apa saja manfaat
ekosistem laut bagi kehidupan manusia.
5. Untuk mengetahui permasalahan
ekosistem laut.
6. Untuk mengetahui upaya pelestarian
ekosistem air laut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekosistem Laut
Ekosistem laut merupakan sistem
akuatik yang terbesar di planet bumi.Lautan menutupi lebih dari 80 persen
belahan bumi selatan tetapi hanya menutupi 61 persen belahan bumi utara, dimana
terdapat sebagian besar daratan bumi.
Indonesia
sebagai Negara kepulauan terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera
Hindia dan mempunyai tatanan geografi yang rumit dilihat dari topografi dasar
lautnya. Dasar perairan Indonesia di beberapa tempat, terutama di kawasan barat
menunjukkan bentuk yang
sederhana atau rata yang hampir seragam, tetapi di tempat lain terutama kawasan
timur menunjukkan bentuk-bentuk yang lebih majemuk, tidak teratur dan rumit.
Bentuk dasar
laut yang majemuk tersebut serta
lingkungan air di atasnya memberi kemungkinan munculnya keanekaragaman hayati
yang tinggi, dengan sebaran yang luas, baik secara mendatar maupun secara
vertikal.Lingkungan laut selalu berubah atau dinamis.Kadang-kadang perubahan
lingkungan ini lambat, seperti datangnya zaman es yang memakan waktu ribuan
tahun.Kadang-kadang cepat seperti datangnya hujan badai yang menumpahkan air
tawar dan mengalirkan endapan lumpur
dari darat ke laut. Cepat atau lambatnya perubahan itu sama-sama mempunyai
pengaruh, yakni kedua sifat perubahan tersebut akan mengubah intensitas
faktor-faktor lingkungan.
Menurut fungsinya, komponen biotik
ekosistem laut dapat dibedakan
menjadi 4, yaitu:
1. Produsen
Terdiri atas fitoplankton dan ganggang laut lainnya
2. Konsumen
Terdiri atas berbagai jenis hewan. Hampir semua filum hewan
ditemukan di dalam ekosistem laut.
3. Zooplankton
Terdiri atas bakteri dan hewan-hewan pemakan bangkai atau
sampah. Pada ekosistem laut dalam, yaitu pada daerah batial dan abisal merupakan
daerah gelap sepanjang masa.Di daerah tersebut tidak berlangsung kegiatan
fotosintesis, berarti tidak ada produsen, sehingga yang ditemukan hanya
konsumen dan dekompos saja. Ekosistem laut dalam merupakan suatu ekosistem yang
tidak lengkap.
Ekosistem
laut sebagai salah satu ekosistem di dunia, merupakan suatu dunia sendiri, di
mana ada di dalamnya terdapat proses dan komponen-kompenen kehidupan yang
serupa dengan proses yang terjadi pada ekosistem daratan. Ekosistem air laut
luasnya lebih dari 2/3 permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya
yang sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian banyak orang. Ekosistem laut
disebut juga ekosistem bahari yang merupakan ekosistem yang terdapat di perairan laut, terdiri atas
ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir dangkal/bitarol, dan ekosistem
pasang surut.
Habitat laut
(oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan
penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu
bagian atas dan bawah tinggi.
Di daerah
dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari
pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya,
sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk.
Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya
secara horizontal.
2.2
Ciri-ciri Ekosistem Laut
Ciri-ciri
lingkungan ekosistem air laut adalah sebagai berikut.
·
Salinitas tinggi terutama di daerah tropis, sedangkan di
daerah dingin cukup rendah.
·
Ekosistem laut tidak dipengaruhi
oleh iklim dan cuaca.
·
Arus laut yang selalu berputar timbul
karena perbedaan temperatur dan perputaran bumi.
·
Di daerah tropis, seperti di Indonesia, air permukaan laut
mempunyai suhu lebih tinggi dengan suhu air di bagian bawahnya sehingga air
permukaan tidak dapat bercampur dengan air di lapisan bawah. Batas antara
lapisan tersebut dinamakan batas termoklin
Ekosistem
air laut merupakan ekosistem yang memiliki ciri-ciri diantaranya :
1.
Variasi temperatur atau suhu tinggi
2. Kadar garam / salinitas / tingkat keasinan tinggi
3. Penetrasi dari cahaya matahari tinggi
4. Ekosistem tidak terpengaruh iklim dan cuaca alam sekitar
5. Aliran atau arus laut terus bergerak karena perbedaan iklim, temperatur dan
rotasi bumi
6. Habitat di laut saling berhubungan / berkaitan satu sama lain
7. Komunitas air asin terdiri dari produsen, konsumen, zooplankton dan
dekomposer
Ekosistem air laut terbagi menjadi 4
yaitu sebagai berikut :
1.
Lautan
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh
salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di
daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah
tropik, suhu laut sekitar 25°C.Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi.Batas
antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian
bawah disebut daerah termoklin.Di daerah dingin, suhu air laut merata
sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak
plankton serta ikan.Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian
atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai
makanan yang berlangsung balk.Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan
kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat
rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air
laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air,
pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui
insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.
2. Pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan
ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi
oleh siklus harian pasang surut laut.Organisme yang hidup di pantai memiliki
adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras.Daerah paling
atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi.Daerah ini dihuni oleh
beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting
dan burung pantai.Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang
rendah.Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan
kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan
ikan-ikan kecil.Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun
surut.Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput
laut.Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat
dibedakan sebagai berikut.
a. Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah
tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan
angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex
littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia
martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus
tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
b. Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia,
Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.Bila tanah di
daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang
memiliki akar napas.Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur
yang kurang oksigen.Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga
dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang.Yang termasuk
tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera.Jika
tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra,
Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
3. Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat
bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur
intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap
mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus
harian dengan pasang surut aimya.Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam,
ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing,
kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut
yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju
habitat air tawar.Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata
semi air, yaitu unggas air.
4. Terumbu Karang
Di laut tropis, pada daerah neritik,
terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari karang batu dan
organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang.Daerah
komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat
berlangsung.Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan
kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium
karbonat ini bermacammacam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang
lain dan ganggang. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme
mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan
ikan, hidup di antara karang dan ganggang.Herbivora seperti siput, landak laut,
ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivor.
2.3
Pembagian Daerah Ekosistem Laut
Laut
merupakan wilayah yang sangat luas, lebih kurang dua pertiga dari permukaan bumi. Wilayah ekosistem laut sangat
terbuka sehingga pengaruh cahaya Matahari sangat besar. Habitat
laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara
horizontal.
Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.
a. Litoral merupakan daerah yang
berbatasan dengan darat.
b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya
mataharisampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
c. Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m
d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari
pantai(1.500-10.000 m).
Menurut wilayah permukaannya secara
horizontal, berturut-turut dari
tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut.
·
Epipelagik
Epipelagik merupakan
daerah antara permukaan dengan kedalaman
air sekitar 200 m.
·
Mesopelagik
Mesopelagik merupakan
daerah dibawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan
hiu.
·
Batiopelagik
Batiopelagik merupakan
daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah
ini misalnya gurita.
·
Abisalpelagik
Abisalpelagik merupakan
daerah dengan kedalaman mencapai
4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar
matahari tidak mampu menembus daerah ini.
·
Hadal
pelagic
Hadalpelagik merupakan
bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman
lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan
ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di
tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
Berdasarkan kedalamannya, ekosistem
air laut dibagi menjadi 4 zona yaitu sebagai berikut:
·
Litoral
Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat. Radiasi
matahari, variasi temperatur dan salinitas mempunyai pengaruhyang lebih berarti
untuk daerah ini dibandingkan dengan daerah lautlainnya. Biota yang hidup di
daerah ini antara lain: ganggang yang hidupsebagai bentos, teripang, binatang
laut, udang, kepiting, cacing laut.
·
Neritik
Neritik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya
matahari sampai bagian dasar yang dalamnya ± 300 meter.Daerah ini masih
dapatditembus cahaya sampai ke dasar, kedalaman daerah ini dapat mencapai200 m.
Biota yang hidup di daerah ini adalah plankton, nekton, neston dan bentos.
·
Batial
Batial
merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200 – 2.500 m, sudah tidak
ada
produsen.Hewannya berupa nekton.
·
Abisal
Abisal merupakan daerah yang lebih
dalam, yaitu antara 1.500 – 10.000 m. Daerah ini gelap sepanjang masa, tidak
terdapat produsen.
Agar tidak terjadi kekeliruan
tentang zona (wilayah) laut silahkan perhatikan gambar berikut ini.
Daya tembus cahaya matahari ke laut
terbatas, sehingga ekosistem laut terbagi menjadi dua daerah, yaitu daerah laut
yang masih dapat ditembus cahaya matahari, disebut daerah fotik, sedangkan
daerah laut yang gelap gulita, disebut daerah afotik. Diantara keduanya
terdapat daerah remang-remang cahaya yang disebut daerah disfotik.
Berdasarkan intensitas cahayanya, ekosistem
laut dibedakan menjadi 3 bagian:
a.Daerah Fotik
Daerah
fotik adalah daerah laut yang masih dapat ditembus cahaya matahari, kedalaman
maksimum 200 m.
b. Daerah Twilight
Daerah
twilight adalah daerah remang-remang, tidak efektif untuk kegiatan
fotosintesis, kedalaman antara 200 - 2000 m.
c. Daerah Afotik
Daerah
afotik adalah daerah yang tidak tembus cahaya matahari. Jadi gelap sepanjang
masa.
2.4 Manfaat Ekosistem Laut Bagi Kehidupan Manusia
Indonesia memiliki wilayah
perairan yang sangat luas,namun keadaan laut di negara kita sangat kurang
terjaga sehingga banyak ancaman sengketa mengenai batas wilayah perairan laut
Indonesia dengan negara-negara tetangga.
Laut merupakan bagian dari
samudera.Lautan adalah laut yang sangat luas.Laut merupakan kumpulan air asin
dalam jumlah yang sangat banyak dan menggenangi yang membagi daratan atas benua
atau pulau.
Air
merupakan sumber utama yang dibutuhkan setiap makhluk hidup.Air memiliki
peranan yang sangat kuat di dalam kehidupan.Keadaan negara Indonesia yang terletak
atau dikelilingi lautan ini mendatangkan manfaat yang besar bagi warga yang
hidup atau tinggal di dalamnya.Di dalam dan di atas laut terdapat kekayaan
sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan.
Berikut akan diuraikan beberapa manfaat laut bagi kehidupan
manusia,yaitu:
ü Laut sebagai sumber makanan
Dikatakan laut sebagai sumber makanan,karena makanan yang biasa kita
makan berasal dari laut,seperti ikan,rumput laut,garam,dsb.Ikan banyak dijumpai
di daerah pertemuan arus panas dan dingin seperti yang terdapat di Jepang,Selat
Malaka,New Foundlandbank.
ü Untuk mengontrol iklim dunia
Tanpa peranan laut,maka hampir keseluruhan planet Bumi ini akan menjadi
terlalu dingin bagi manusia untuk hidup,karena laut memiliki peranan penting
dalam mengontrol iklim dunia dengan memindahkan panas dari daerah ekuator
menuju daerah kutub.Hampir 60% penduduk hidup atau tinggal di daerah sekitar
pantai.Bumi ditutupi oleh air yaitu sekitar 70% dikelilingi oleh air.
Air laut bergerak secara terus-menerus
mengelilingi Bumi dalam satuan sabuk aliran yang sangat besar yang disebut
dengan “Global Conveyor Belt” bergerak dari permukaan ke dalam samudera dan
kembali lagi ke eprmukaan.Angin,temperatur dan salinitas(kadar garam air laut)
air laut mengontrol sabuk aliran global.Sabuk aliran ini yang kemudian
memindahkan energi panas yang dipancarkan oleh Matahari ke Bumi.
Angin laut
membawa uap yang merupkaan sumber untuk turunnya hujan didaratan ataupun
lautan.Arus laut panas dapat memperbaiki keadaan iklim di daerah-daerah
yang didatangi arus tersebut,sebab dengan datang nya arus panas ke arus dingin
akan menyebabkan pertemuan kedua arus sehingga menjadikan atau membentuk arus
baru.
Lautan
berperan menangkap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer dalam jumlah yang sangat
besar.Sekitar ¼ CO2 tersebut diserap dan disimpan dilautan.CO2 yang tersimpan
di dlaam laut hingga berabad-abad mampu mengurangi pemanasan global atau bahasa
keren nya ”Global Warming”..
Laut
memilik peranna yang sangat besar bagi kehidupan makhluk hidup.Manusia sebagai
makhluk yang paling tinggi derajat nya dan memiliki akal pikiran maka sudah
seharusnya menjaga laut dan tetap melestarikaknnya,bukan malah merusak
nya(mengambil keuntungan nya saja tanpa memikirkan akibat nya di masa yanga kan
datang). Jika ekosistem laut berkurang maka kemampuan laut untuk menyerap CO2
akan berkurang pula,maksud dari berkurang nya ekosistem lauta seperti rusaknya
terumbu karang dan hutan bakau.Kerusakan hutan bakau semakin marak terjadi
karena banyak masyarakat yang mengalihkan fungsi lahan.Dan kerusakan terumbu
karang seperti eksploitasi terumbu karang tanpa ada penanaman nya kembali.
ü Laut sebagai tempat rekreasi dan Hiburan
Selain digunakan untuk iklim dunia dan sumber makanan,laut juga dapat
dijadikan salah satu pilihan untuk dijadikan tempat
berwisata/rekreasi.Misalnya,
·
Jika airnya jernih maka dapat digunakan untuk tempat pemandian
·
Dapat dijadikan objek tourisme jika memiliki teluk-teluk yang indah
·
Dapat dijadikan tempat menyelam,jika laut itu memiliki terumbu karang
yang indah dan makhluk laut yang ada di sekitar terumbu karang itu.
ü Tempat Budidaya Ikan,Kerang Mutiara,Rumput
Laut,dsb
Laut juga berperan di dalam mata pencaharian manusia,laut dijadikan
tempat budidaya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia terutama bagi
orang-orang yang tinggal di daerah pantai atau laut.
ü Laut sebagai tempat barang tambang
Di Laut dangkal sekitar Asia Tenggara telah terbukti banyak ditemukan
barang tambang serta minyak bumi.Saat ini kita tinggal menikmati hasil dari
pengendapan makhluk-makhluk laut yang telah mati jutaan tahun yang lalu yang
kita kenal dengan nama”minyak bumi”.
Di laut pinggiran daerah Continental Self banyak terdapat endapan
mineral yang sangat berguna bagi industri,seperti yang terdapat di Bangka dan
Belitung.
ü Sebagai
Objek Riset Penelitian
Laut sering digunakan sebagai tempat dan alat bantu untuk
penelitian yang terkait tentang morfologi dasar laut,gerakan air laut,salinitas
air laut,proses-proses yang terjadi didalam laut,bagaimana kehidupan di dalam
laut serta manfaat laut bagi manusia,terutama penduduk sekitar.
ü Laut sebagai Sumber Air Minum
Jika kita berfikir sesaat,pasti yang terlintas di benak kita “bagaimana
mungkin air laut dapat diminum,sementara rasanya asin”.Memang benar,air laut
tidak bisa diminum secara langsung.Air laut dapat diminnum jika telah melalui
sebuah proses yang disebut dengan “DESALINASI”.
ü Laut sebagai Jalur Transportasi
Sebelum ada jalan darat dan udara,maka laut lah yang berperan penting
dalam proses transportasi.Laut merupakan jalur transportasi yang baik dan mudah
sebab tidak perlu membuad jalan seperti jalur transportasi darat.
ü Manfaat Laut bagi penduduk local
Peranan laut bagi penduduk lokal sangat lah besar.Karena selain sebagai
mata pencaharian mereka ,laut juga merupakan bagian yang tak terlepas dari
tanggungjawab mereka sebagai nelayan untuk dikelola dan di pelihara dengan
penuh rasa tanggungjawab.Awalnya penduduk lokal mengartikan laut sebagai salah
satu bagian saja dari wilayah negara kita yang diciptakan oleh sang
pencipta,namun setelah mereka merasakan fungsi yang begitu besar dari laut itu
maka penduudk lokal menempatkan laut itu sebagai lahan dan sumber kehidupan
bagi mereka untuk melanjutkan dan mempertahankan kehidupan dalam rangka menuju
kepada kehidupan yang sejahtera dan lebih baik.Fungsi laut bagi kehidupa
pneduduk lokal yaitu: Berfungsi
sebagai kekayaan alam yang perlu dijaga,dikelola dan dilestarikan. Laut sebagai
lahan mereka menggantungkan hidup an meneruskan hidup(sebagai tempat mata
pencaharian). Laut berfungsi sebagai sarana bagi penduduk lokal untuk
mengembangkan keterampilan mereka di bidang perikanan.
2.5 Permasalahan Ekosistem Laut
Ekosistem air laut memiliki luas lebih dari 2/3 permukaan bumi ( +
70% ). Ekosistem laut memiliki kadar mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl`(55%),
namun kadar garam di laut bervariasi, ada yang tinggi (seperti di
daerahtropika) dan ada yang rendah (di laut beriklim dingin). Seiring
dengan perkembangan zaman dan perubahan iklim, laut menemui
masalah-masalah dalam ekosistemnya.Ekosistem laut semakin lama menemui situasi
yang memperihatinkan.
Permasalahan ekosistem laut yang
ditemui terdiri dari: hilangnya ekosistem terumbu karang dan pencemaran laut.
2.5.1 Hilangnya
Ekosistem Terumbu Karang
Ekosistem
terumbu karang adalah ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama
oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis-jenis karang batu dan
alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya
seperti jenis-jenis moluska, krustasea, ekhinodermata,
polikhaeta, porifera, dan tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas
di perairansekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan jenis-jenis
nekton.Veron (1995) dan Wallace (1998) mengemukakan bahwa ekosistem terumbu
karang adalah unik karena umumnya hanya terdapat di perairan tropis, sangat
sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas,
cahaya, sedimentasi, dan arus dan gelombang.
a. Suhu
Perubahan suhu lingkungan akibat
pemanasan global yang melanda perairan tropis ditahun 1998 telah
menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan
kematian massal mencapai 90-95%.Suharsono(1999) mencatat selama peristiwa
pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah
2-3oC di atas suhu normal. Perkiraan di atas didasarkan pada suatu penelitian
yang menyebutkan bahwa perubahan suhu alami, baik yang ekstrim (maksimum
dan minimum) maupun secara mendadak, di bawah atau di atas suhu optimumnya
dapat mengurangi pertumbuhan karang bahkan mematikannya.
b. Salinitas
Perubahan pada salinitas juga akan
mempengaruhi terumbu karang. Hal inisesuai dengan penjelasan McCook (1999)
bahwa curah hujan yang tinggi danaliran material permukaan dari daratan
(mainland run off ) dapat membunuh terumbu karang melalui peningkatan
sedimen dan terjadinya penurunan salinitasair laut. Efek selanjutnya adalah
kelebihan zat hara (nutrient overload) berkontribusi terhadap degradasi
terumbu karang melalui peningkatanpertumbuhan makroalga yang melimpah
(overgrowth)terhadap karang.
c. Cahaya
Bertambahnya volume dan meningkatnya
tinggi permukaan air laut akan memengaruhi kedalaman penetrasi cahaya matahari menjadi semakinberkurang.Cahaya diperlukan
oleh alga simbiotik zooxanthallae dalam proses fotosintesisguna memenuhi
kebutuhan oksigen terumbu karang. Dengan berkurangnya kedalaman penetrasi
cahaya, maka laju fotosintesis akan menurun dan kemampuan karang untuk
menghasilkan kalsium karbonat pembentuk terumbuakan menurun pula. Sehingga
ekosistem terumbu karang (pada kedalaman 10meter atau lebih) akan mengalami
penurunan produktifitas dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian.
d. Sedimentasi
Gelombang pasang ataupun tsunami
yang diakibatkan oleh pemanasan global tentu akan mengakibatkan terangkutnya
sedimen dari lautan ke daratan.Peristiwa ini nampaknya membawa sedikit
keuntungan bagi terumbu karang yangmasih mampu bertahan hidup setelah diterpa
oleh gelombang dahsyat tersebut. Namun hal tersebut tak akan berlangsung
lama sebab gelombang gelombang pasang tersebut dalam beberapa waktu
kemudian akan kembali ditarik ke laut. Kekuatan gelombang yang dahsyat tersebut
akan membawa berbagai macam-materi dari daratan bersamanya. Sehingga pada saat
kembali ke laut, sebagian materi-materi dari daratan tersebut ada yang terhenti
di daerah pesisir dan lautan dangkal, yang kemudian meningkatkan jumlah sedimen
di daerah tersebut. Jumlah sedimen yang sangat banyak tersebut akan
mengakibatkan tertutupnya polipkarang yang masih hidup sehingga tidak dapat
melakukan fotosintesis ataupun menghasilkan kalsium karbonat sebagai pembentuk
terumbu. Dalam jangka waktu tertentu, ekosistem terumbu karang di daerah tersebut
pun akan segera musnah
e. Arus dan Gelombang
Pada dasarnya pertumbuhan terumbu
karang yang berada di daerah berarusakan lebih baik apabila dibandingkan dengan
pertumbuhan terumbu karang yanghidup di perairan tenang.Ini disebabkan selain
gelombang air laut dapatmemberikan pasokan oksigen yang banyak, gelombang juga
membawa plankton yang baru untuk koloni karang, serta dapat menghalangi
pengendapan pada kolonikarang. Namun apabila pemanasan global terus berlanjut,
keadaan yangmenguntungkan tersebut akan berbalik 180 derajat menjadi kerugian
yang sangat besar bagi ekosistem terumbu karang. Sebab dengan bertambahnya
volumelautan, akan mengakibatkan air laut meluap sehingga terjadilah gelombang
pasangyang sangat dahsyat. Selain itu potensi untuk terjadinya badai akan
semakin meningkat. Badai berkekuatan tinggi ditambah dengan faktor lainnya yang
dapattimbul akibat pemanasan global (semisal pergeseran lempeng bumi) akan
mengakibatkan terjadinya tsunami dengan kekuatan penghancur yang tak dapat
dibayangkan. Munculnya gelombang pasang maupun tsunami akan
merusak kondisi fisik terumbu karang, bahkan bukan tidak mungkin terumbu
karang tersebut akan hancur dan ikut terseret gelombang. Dengan adanya
peristiwatersebut, sudah tentu ekosistem terumbu karang akan semakin berkurang
bahkan musnah.
2.5.2 Pencemaran
Laut
Pada
mulanya orang berfikir bahwa dengan melihat luasnya lautan, makasemua
hasil buangan sampah dan sisa-sisa industri yang berasal dari aktifitas
manusia didaratan seluruhnya dapat di tampung oleh lautan tanpa membuat suatu
akibat yang membahayakan. Bahan pencemar yang masuk ke dalam lautan akan
diencerkan dan kekuatan mencemarnya secara perlahan-lahan akan diperlemah
sehingga membuat mereka menjadi tidak berbahaya. Dengan makin cepatnya
pertumbuhan penduduk dunia dan makin meningkatnya lingkungan industri
mengakibatkanmakinbanyak
bahan-bahan yang bersifat racun yang dibuang ke laut dalam jumlah yang
sulit untuk dapat dikontrol secara tepat. Pencemaran laut merupakan suatu
ancaman yang benar-benar harus ditangani secara sungguh-sungguh.Banyak
kecelakaan dilautan yang menyebabkan tercecernya bahan-bahan yang bersifat
racun dalam jumlah yang sangat besar.
Berikut ini adalah beberapa fakta
terhadap pencemaran laut:
ü Pencemaran laut di dunia menyebabkan
kerusakan pada lingkungan dan kehidupan bawah laut.
ü Pada tahun 2008, para penyelam
mengangkat 219.528 lbs (99.57 ton)sampah dan benda-benda bekas dari 1.000 mil
luas laut - rata-rata 1 penyelam mengangkat 25 ton sampah dan benda-benda
bekas.
ü Hampir 80% pencemaran laut
disebabkan oleh plastik. Di beberapa daerah di samudra, perbandingan untuk
plastik dan plankton adalah 6:1(6 banding 1).
ü Diperkirakan 46.000 potong sampah
plastik mengapung di setiap 1 mil dari samudra – 70% dari sampah plastik itu di
perkirakan akhirnya akan tenggelam.
ü Plastik tidak mudah untuk di
uraikan. Saat sampah plastik masuk kelaut, dibutuhkan bertahun-tahun untuk di
uraikan–terurai secara perlahan menjadi potongan kecil yang akhirnya menjadi debu
plastik.
ü Telah dilaporkan ada lebih dari 260
jenis hewan laut di seluruh dunia yang terjerat dan memakan sisa-sisa tali
pancing, jala dan sampah-sampah laut lainnya.
ü Diperkirakan 100.000 mamalia laut
termasuk lumba-lumba, paus, anjing laut, dan penyu laut terancam dengan
banyaknya sampah dan benda-benda bekas yang masuk ke laut tiap tahunnya.
Dan 86% dari populasi penyu laut terkena dampak buruk dari pencemaran
laut.
ü Lebih dari 1 juta populasi burung
laut mati karena pencemaran laut setiap tahunnya.
Beberapa masalah pencemaran di laut yaitu:
a. Pencemaran minyak
Saat ini industri minyak dunia telah
berkembang pesat, sehingga kecelakaan-kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya
minyak dilautan hampir tidak bisa dielakkan.Kapal tanker mengangkut minyak
mentah dalam jumlah besar tiap tahun. Apabila terjadi pencemaran minyak
dilautan, ini akan mengakibatkan minyak mengapung diatas permukaan laut yang
akhirnya terbawaarus dan terbawa ke pantai. Contoh kecelakaan kapal : Torrey
canyon dilepas pantai Inggris 1967 -> 100.000 burungmati• Showa maru di selat
Malaka pada tahun 1975• Amoco Cadiz di lepas pantai Perancis 1978 Pencemaran
minyak mempunyai pengaruh luas terhadap hewan dantumbuh-tumbuhan yang hidup
disuatu daerah. Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut
yang suka berenang diatas permukaan air. Tubuh burung akan tertutup minyak
sehingga untuk membersihkannya, mereka menjilatinya.
Akibatnya mereka banyak minum minyak
dan mencemari diri sendiri.Selain itu, mangrove dan daerah air payau juga
rusak. Mikro organisme yang terkena pencemaran akan segera menghancurkan ikatan
organik minyak, sehingga banyak daerah pantai yang terkena ceceran minyak
secara berat telah bersih kembali hanya dalam waktu 1 atau 2 tahun.
b. Pencemaran logam berat
Logam-logam berat yang masuk kedalam
tubuh hewan umumnya tidak dikeluarkan lagi dari tubuh mereka.Karena itu
logam-logam cenderung untuk menumpuk di dalam tubuhnya. Sebagi akibatnya
logam-logam tersebut akan terus berada di sepanjang rantai makan. Hal ini
disebabkan oleh karena predator padasatu trofik level makan mangsa mereka dari
trofik yang lebih rendah yang telahtercemar (ikan dimakan oleh manusia). Disini
terlihat bahwa kandungan konsentrasi logam berat terdapat lebih tinggi pada
tubuh hewan yang letaknyalebih tinggi didalam tropik level.Jadi predator tingkat
tinggi (dengan umur lebih panjang) lebih banyak menumpuk logam berat.
Contoh pencemaran logam berat :
·
“Minamata Disease” (di Jepang) yang disebabkan oleh Hg
(merkuri).Menyebabkan kelemahan otot, kehilangan penglihatan, ketidak
seimbangan fungsi otot dan kelumpuhan. Selain itu juga meracuni janin dan
merusak sistem syaraf pusat.
·
“Itai-itai Disease” yang disebabkan oleh logam Cd.
Menyebabkan nyeri/ngilu pada tulang, mempengaruhi kehamilan, lactasi,
ketidak seimbangan internalsekresi, penuaan, dan kekurangan kalsium. Pengaruh
Logam Berat Terhadap Ekosistem Laut:• Logam berat yang dilimpahkan ke perairan,
baik sungai ataupun laut akan mengalami proses-proses seperti pengendapan,
adsorpsi dan absorpsi oleh organisme-organisme perairan. Prosi (1979) menyatakan
bahwa pemindahan logam berat kedalam organisme dapat dipengaruhi pula oleh
kebiasaan organisme dalam cara memakan-makanannya (feeding habit), yaitu
sebagai berikut:- Phytophagus (misal : Gastropoda, Crustacea)- Filter feeding
(misal : Zooplankton, barnacle, dan bivalva)- Sediment feeding (misal:
Polychaeta dan oligochaeta)- Detritus feeding (misal : gastropoda, isopoda, dan
amphipoda)- Carnivorous (misal : Zooplakton, Polychaeta, gastropoda,
Crustacea,larva serangga air tawar dan ikan).Pengaruh logam berat terhadap
organisme-organisme tersebut atas dasar daya racunnya dibagi menjadi 2
yaitu :- Bersifat lethal atau mematikan -> LC50 (median lethal
concentration)- Bersifat sublethal. Pengaruh sublethal dapat menghambat
pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi; menyebabkan terjadinya perubahan
morfologi;merubah tingkah laku organisme.
c. Sampah
Sampah yang mengandung kotoran
minyak juga dibuang kelaut melalui sistem daerah aliran sungai
(DAS).Sampah-sampah ini kemungkinan mengandung logam berat dengan konsentrasi
yang tinggi. Tetapi umumnya mereka kaya akan bahan-bahan organik, sehingga akan
memperkaya kandunganzat-zat makanan pada suatu daerah yang tercemar yang
membuat kondisilingkungan menjadi lebih baik bagi pertumbuhan mikroorganisme.
Aktifitas pernafasan dari organisme ini membuat makin menipisnya kandungan
oksigen khususnya pada daerah estuarin. Hal tersebut akan berpengaruh besar
pada kehidupan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup disitu. Pada keadaan
yang paling ekstrim, jumlah spesies yang ada didaerah itu akan berkurang
secara drastisdan dapat mengakibatkan bagian dasar dari estuarin kehabisan
oksigen. Sehingga mikrofauna yang dapat hidup hanya dari golongan
cacing.Jenis-jenis sampah kebanyakan termasuk golongan yang mudah hancur dengan
cepat, sehingga pencemaran yang disebabkannya tidak merupakan suatu
masalah besar diperairanterbuka.
d. Pestisida
Kerusakan yang disebabkan oleh
pestisida adalah bersifat akumulatif. Mereka sengaja ditebarkan ke dalam suatu
lingkungan dengan tujuan untuk mengontrol hama tanaman atau
organisme-organisme lain yang tidak diingini. Beberapa pestisida yang dipakai
kebanyakan berasal dari suatu grup bahan kimiayang disebut Organ ochloride,
misalnya DDT.Pestisida jenis ini termasuk golongan yang mempunyai ikatan
molekul yang sangat kuat dimana molekul-molekul ini kemungkinan dapat bertahan
di alam sampai beberapa tahun sejak mereka mulai dipergunakan. Hal itu
sangat berbahaya karena dengan digunakannya golongan ini secara terus menerus
akan membuat mereka menumpuk di lingkungan dan akhirnya mencapai suatu
tingkatan yang tidak dapat ditolerir lagi dan berbahaya bagi organisme hidup
didaerah tersebut. Beberapa organisme air termasuk ikan dan udang ternyata
menumpuk bahan kimia didalam jaringan tubuhnya.
e. Limbah industri dan domestik
Limbah adalah limbah cair yang
berasal dari masyarakat urban, termasuk di dalamnya limbah kota
(municipal) dan aktivitas industri, yang masuk ke sistem saluran pembuangan
kota. Pada umumnya limbah domestik mengandung sampah padat (berupa tinja,
dan cair yang berasal dari rumah tangga). Berdasarkan sifatfisik, kimia air
limbah, tingkah lakunya diperairan dan pengaruhnya terhadap organisme, jenis
limbah industri ada 4:
ü .Bahan-bahan organik terlarut:
bahan beracun,tahan urai dan biodegradable
ü Bahan -bahan anorganik : unsur-unsur
hara3.Bahan organik tidak larut: minyak
ü Bahan-bahan anorganik yang tidak
larut. Contohnya logam berat.
ü Bahan-bahan radioaktif.
2.6 Upaya Pelestarian Ekosistem Laut
Agar keseimbangan ekosistem laut dapat kembali, sebelumnya
kita harus memperbaiki pola rantai makanan yang rusak karena ikan-ikan kecil
dan makhluk kecil lainnya kehilangan habitat aslinya berupa hutan mangrove dan
terumbu karang. Baru setelah hutan mangrove dan terumbu karang pulih, rantai
makanan yang tadinya berantakan pada akhirnya akan pulih pula.Saat ini sudah
sangat jarang kita jumpai hutan mangrove yang terpelihara di daerah
pesisir.Demikian pula dengan keberadaan terumbu karang.Manusia memanfaatkan
sumber daya tersebut tanpa peduli dengan waktu pemulihannya.Yah, penyesalan
selalu datang belakangan.Untuk melakukan rehabilitasi terhadap kerusakan hutan
mangrove dan terumbu karang dibutuhkan waktu yang sangat lama dan dana yang
tidak sedikit.
Menyangkut kerusakan yang diakibatkan oleh limbah,
sepertinya tak ada langkah penanggulangan pasti selain membersihkan sampah
dipantai dan pencegahan dengan menjaga kebersihan.
·
Sebagai langkah paling dasar dan penting, berhenti membuang
limbah rumah tangga dan sejenisnya ke laut/sungai. Dengan begitu pencemaran
tidak akan terjadi.
·
Tidak menebang hutan bakau, serta melaporkan pelaku
penebangan kepada pihak yang berwenang.
·
Tidak menggunakan racun dan bom dalam menangkap ikan, serta
melaporkan pelaku tindakan tersebut pada pihak yang berwenang.
·
Menekan pengeluaran emisi karbon dan sejenisnya.
·
Terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas akan
pentingnya kelestarian ekosistem laut.
Agar
keseimbangan ekosistem laut dapat kembali, sebelumnya kita harus memperbaiki
pola rantai makanan yang rusak karena ikan-ikan kecil dan makhluk kecil lainnya
kehilangan habitat aslinya berupa hutan mangrove dan terumbu karang. Baru
setelah hutan mangrove dan terumbu karang pulih, rantai makanan yang tadinya
berantakan pada akhirnya akan pulih pula.Saat ini sudah sangat jarang kita
jumpai hutan mangrove yang terpelihara di daerah pesisir.Demikian pula dengan
keberadaan terumbu karang.Manusia memanfaatkan sumber daya tersebut tanpa
peduli dengan waktu pemulihannya.Yah, penyesalan selalu datang belakangan.
Menyangkut
kerusakan yang diakibatkan oleh limbah, sepertinya tak ada langkah
penanggulangan pasti selain membersihkan sampah dipantai dan pencegahan dengan
menjaga kebersihan.
Usaha lain yang dapat ditempuh yaitu sebagai berikut:
a. Cagar alam laut.
Membuat peraturan bersama dengan masyarakat,
nelayan dan pesisir menyangkut cagar alam laut guna melindungi laut dan segala
isinya, agar mereka berevolusi secara alamiah.
b. Suaka Alam laut.
Membuat peraturan bersama dengan masyarakat
nelayan dan pesisir atau kepulauan untuk suaka alam laut agar semua yang
dilindungi dalam wilayah cagar alam mendapatkan perlindungan dari wilayah suaka
alam, yang menjaga ekosistem di wilayah pantai atau pulau tertentu.
c. Zona Ekonomi
Eksklusif.
Sumber daya alam di laut kini semakin menjadi
rebutan antar bangsa dan negara, apa lagi di wilayah yang tidak jelas aturan
hukumnya. Karena itu barangkali perlu dipertegas atau diproklamasikan secara
mondial zona ekonomi eksklusif kita, agar daerah-daerah perbatasan dengan
negara tetangga semakin jelas status yuridisnya dan dengan demikian terhindar
dari masalah yang bisa muncul dari relasi dengan negara tertangga.
d. Pengembalian
material dari pantai.
Seperti aturan pengambilan pasir, kerikil,
karang, kima, hutan bakau.Bukan hanya soal larangan tapi pemanfaatannya dan
pelestariannya yang mem-butuhkan aturan dan kerjasa-ma serta kesadaran
partisipatif masyarakat, agar tidak ter-jadi pengrusakan, abrasii dll.Suatu
aturan hukum yang bisa memberdayakan masyarakat yang membutuhkan
material-material tersebut untuk pemenuhan kebutuhan kesejahteraan mereka
sekaligus ada upaya pelestarian, pemeliharaan dan perlindungan.Hal ini
dibutuhkan agar tidak terjadi pengurasan sumber-sumber alam laut, yang terdapat
di laut maupun di dasar laut serta di pantai laut.
e. Adanya Aquarium
Samudra.
Di mana memperlihatkan kekayaan ikan di perairan
laut kita, termasuk ikan-ikan pur-ba yang langka serta Hutan Wisata, yang
terdiri dari berbagai jenis pohon di daeerah tropis ini, termasuk semua tanaman
atau tumbuhan yang menjadi makanan pokok daerah ini. Keduanya bisa menjadi
tempat tujuan wisata pada saat WOC dan Manado Kota Pariwisata Dunia.Akhirnya,
bila kita kaji lebih jauh, maka benarlah bahwa persoalan lingkungan hidup,
bukan hanya sekadar soal pencemaran, sampah dan upaya penanggulangannya secara
teknis praktis.Tapi persoalan lingkungan adalah persoalan yang terkait erat
dengan pandangan hidup, sikap dan prilaku manusia dalam hubungannya dengan
alam.Kita berpendapat bahwa akar persoalan pencemaran dan pengrusakan
lingkungan hidup alam laut, terdapat pada pandangan kita terhadap alam.Bila
pandangan kita benar dan baik, maka sikap, prilaku dan tindakan kita terhadap
alam juga benar dan baik.Barangkali kita perlu meluruskan pandangan kita.Kita
mestinya memandang lingkungan alam atau bumi ini adalah sahabat kita.Bahkan
sebagai ibu yang menghidupi kita.Sebagaimana seorang anak harus sayang, hormat,
akrab dengan ibunya, kita semestinya harus hormat, akrab, sayang kepada alam
atau bumi yang disebut ibu pertiwi itu.Demikian kita perlu kembali kepada
solusi alam yang adalah ciptaan Tuhan, sahabat kita, bahkan ibu pertiwi
kita.Tuhan menciptakannya untuk kita.Semuanya kita boleh ‘makan’, kecuali yang
satu ini, yaitu kita tidak boleh ‘makan semuanya sampai habis’.Kita juga
diciptakan bebas. Untuk itu kita harus memilih: ‘hidup kita di perut bumi, atau
bumi di perut kita.’
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
makalah diatas dapat disimpulkan bahwa ekosistem laut adalah sebagai berikut:
1. Ekosistem laut merupakan sistem
akuatik yang terbesar di planet bumi. Lautan menutupi lebih dari 80 persen
belahan bumi selatan tetapi hanya menutupi 61 persen belahan bumi utara, dimana
terdapat sebagian besar daratan bumi
2. Pembagian daerah ekosistem air laut
berdasarkan kedalamannya yaitu daerah Litoral, daerah neritic, daerah batial,
dan daerah afotik. Sementara berdasarkan intensitas cahayanya yaitu daerah
Fotik, daerah Twilight dan daerah Afotik.
3. Permasalahan ekosistem laut
disebabkan oleh hilangnya ekosistem terumbu karang dan pencemaran laut.
3.2
Saran
Marilah
kita membangun rasa cinta terhadap laut. Kita lsebagai khalifah yang harus
bertanggung jawab terhadap seluruh kerusakan yang terjadi pada laut dan
ekosistemnya.Laut telah memberikan manfaatnya kepada manusia, dan tugas kita
sebagai manusia adalah memeliharanya.Ubah pola hidup kita yang kotor dan
berantakan, pelihara kebersihan laut untuk dunia yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Hedgpeth, Joel W. 1957. Treatise
on Marine Ecology and paleoecology Vol I Ecology. New York: The
Geologycal Society of America.
Nybakken, James W. 2008. Biologi
Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta:PT Gramedia
Odum,E P, Samingan T(penerjemah) 1993. Dasar
– Dasar Ekologi. Yogyakarta : Gadjah mada University Press
Polunin, N.,Puji Astuti ( penerjemah). 1997. Teori Ekosistem dan Penerapannya. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Miarsyah
Mike, Ernawati. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam SMK IX. Jakarta : Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar