Selasa, 24 November 2020

MAKALAH EKOLOGI-EKOSISTEM LAUT

 

BAB  I

PENDAHULUAN

 

 

1.1  Latar Belakang

          Ekosistem laut merupakan sistem akuatik yang terbesar di planet bumi. Lautan menutupi lebih dari 80 persen belahan bumi selatan tetapi hanya menutupi 61 persen belahan bumi utara, dimana terdapat sebagian besar daratan bumiIndonesia sebagai Negara kepulauan terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia dan mempunyai tatanan geografi yang rumit dilihat dari topografi dasar lautnya. Dasar perairan Indonesia di beberapa tempat, terutama di kawasan barat menunjukkan bentuk yang sederhana atau rata yang hampir seragam, tetapi di tempat lain terutama kawasan timur menunjukkan bentuk-bentuk yang lebih majemuk, tidak teratur dan rumit.

Bentuk dasar laut yang majemuk tersebut serta lingkungan air di atasnya memberi kemungkinan munculnya keanekaragaman hayati yang tinggi, dengan sebaran yang luas, baik secara mendatar maupun secara vertikal.Lingkungan laut selalu berubah atau dinamis.Kadang-kadang perubahan lingkungan ini lambat, seperti datangnya zaman es yang memakan waktu ribuan tahun.Kadang-kadang cepat seperti datangnya hujan badai yang menumpahkan air tawar dan mengalirkan endapan lumpur dari darat ke laut. Cepat atau lambatnya perubahan itu sama-sama mempunyai pengaruh, yakni kedua sifat perubahan tersebut akan mengubah intensitas faktor-faktor lingkungan.

Berdasarkan uraian di atas penulis menyusun makalah bertemakan ekosistem laut untuk menambah pemahaman mengenai ekosistem laut, pembagian ekosistem laut, ciri- ciri ekosistem, penyebab kurusakan ekosistem laut serta cara untuk menanggulanginya.

 

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1.      Apa yang dimaksud dengan ekosistem laut?

2.      Bagaimana ciri-ciri ekosistem laut?

3.      Bagaimana pembagian ekosistem laut?

4.      Apa sajakah permasalahan ekosistem laut?

5.      Apa sajakah manfaat ekosistem laut bagi manusia?

6.      Bagaimana upaya pelestarian ekosistem laut?

 

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1.      Untuk mengetahui pengertian ekosistem laut.

2.      Untuk mengetahui ciri-ciri ekosistem laut.

3.      Untuk mengetahui pembagian ekosistem laut.

4.      Untuk mengetahui apa saja manfaat ekosistem laut bagi kehidupan manusia.

5.      Untuk mengetahui permasalahan ekosistem laut.

6.      Untuk mengetahui upaya pelestarian ekosistem air laut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

2.1 Pengertian Ekosistem Laut

Ekosistem laut merupakan sistem akuatik yang terbesar di planet bumi.Lautan menutupi lebih dari 80 persen belahan bumi selatan tetapi hanya menutupi 61 persen belahan bumi utara, dimana terdapat sebagian besar daratan bumi.

Indonesia sebagai Negara kepulauan terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia dan mempunyai tatanan geografi yang rumit dilihat dari topografi dasar lautnya. Dasar perairan Indonesia di beberapa tempat, terutama di kawasan barat menunjukkan bentuk yang sederhana atau rata yang hampir seragam, tetapi di tempat lain terutama kawasan timur menunjukkan bentuk-bentuk yang lebih majemuk, tidak teratur dan rumit.

Bentuk dasar laut yang majemuk tersebut serta lingkungan air di atasnya memberi kemungkinan munculnya keanekaragaman hayati yang tinggi, dengan sebaran yang luas, baik secara mendatar maupun secara vertikal.Lingkungan laut selalu berubah atau dinamis.Kadang-kadang perubahan lingkungan ini lambat, seperti datangnya zaman es yang memakan waktu ribuan tahun.Kadang-kadang cepat seperti datangnya hujan badai yang menumpahkan air tawar dan mengalirkan endapan lumpur dari darat ke laut. Cepat atau lambatnya perubahan itu sama-sama mempunyai pengaruh, yakni kedua sifat perubahan tersebut akan mengubah intensitas faktor-faktor lingkungan.

Menurut fungsinya, komponen biotik ekosistem laut dapat dibedakan      menjadi 4, yaitu:

1.      Produsen

Terdiri atas fitoplankton dan ganggang laut lainnya

2.      Konsumen

Terdiri atas berbagai jenis hewan. Hampir semua filum hewan ditemukan di dalam ekosistem laut.

3.      Zooplankton

Terdiri atas bakteri dan hewan-hewan pemakan bangkai atau sampah. Pada ekosistem laut dalam, yaitu pada daerah batial dan abisal merupakan daerah gelap sepanjang masa.Di daerah tersebut tidak berlangsung kegiatan fotosintesis, berarti tidak ada produsen, sehingga yang ditemukan hanya konsumen dan dekompos saja. Ekosistem laut dalam merupakan suatu ekosistem yang tidak lengkap.

 

Ekosistem laut sebagai salah satu ekosistem di dunia, merupakan suatu dunia sendiri, di mana ada di dalamnya terdapat proses dan komponen-kompenen kehidupan yang serupa dengan proses yang terjadi pada ekosistem daratan. Ekosistem air laut luasnya lebih dari 2/3 permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya yang sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian banyak orang. Ekosistem laut disebut juga ekosistem bahari yang merupakan ekosistem yang terdapat di perairan laut, terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang surut.

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi.

Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.

 

2.2  Ciri-ciri Ekosistem Laut

Ciri-ciri lingkungan ekosistem air laut adalah sebagai berikut.

·         Salinitas tinggi terutama di daerah tropis, sedangkan di daerah dingin cukup rendah.

·          Ekosistem laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.

·          Arus laut yang selalu berputar timbul karena perbedaan temperatur dan perputaran bumi.

·         Di daerah tropis, seperti di Indonesia, air permukaan laut mempunyai suhu lebih tinggi dengan suhu air di bagian bawahnya sehingga air permukaan tidak dapat bercampur dengan air di lapisan bawah. Batas antara lapisan tersebut dinamakan batas termoklin

Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang memiliki ciri-ciri diantaranya :

1. Variasi temperatur atau suhu tinggi
2. Kadar garam / salinitas / tingkat keasinan tinggi
3. Penetrasi dari cahaya matahari tinggi
4. Ekosistem tidak terpengaruh iklim dan cuaca alam sekitar
5. Aliran atau arus laut terus bergerak karena perbedaan iklim, temperatur dan rotasi bumi
6. Habitat di laut saling berhubungan / berkaitan satu sama lain
7. Komunitas air asin terdiri dari produsen, konsumen, zooplankton dan dekomposer

 

Ekosistem air laut terbagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut :

1.      Lautan

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C.Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi.Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan.Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk.Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.

Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.

2. Pantai        
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut.Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras.Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi.Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah.Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut.Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut.

a. Formasi pes caprae 
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).

b. Formasi baringtonia          
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas.Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen.Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang.Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera.Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.

3. Estuari       
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya.Nutrien dari sungai memperkaya estuari. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar.Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.

4. Terumbu Karang 
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang.Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacammacam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang.Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivor.

2.3  Pembagian Daerah Ekosistem Laut

Laut merupakan wilayah yang sangat luas, lebih kurang dua pertiga dari permukaan bumi. Wilayah ekosistem laut sangat terbuka sehingga pengaruh cahaya Matahari sangat besar. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.

Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.
a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya mataharisampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.   
c. Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m     
d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai(1.500-10.000 m).           

Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari
tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut.

·         Epipelagik

Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman
air sekitar 200 m.

·         Mesopelagik

Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.                  

·         Batiopelagik

Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.  

·         Abisalpelagik

Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai
4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar
matahari tidak mampu menembus daerah ini.

·         Hadal pelagic

Hadalpelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman
lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan
ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di
tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.

 

Berdasarkan kedalamannya, ekosistem air laut dibagi menjadi 4 zona yaitu sebagai berikut:

·         Litoral

Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat. Radiasi matahari, variasi temperatur dan salinitas mempunyai pengaruhyang lebih berarti untuk daerah ini dibandingkan dengan daerah lautlainnya. Biota yang hidup di daerah ini antara lain: ganggang yang hidupsebagai bentos, teripang, binatang laut, udang, kepiting, cacing laut.

·         Neritik

Neritik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai bagian dasar yang dalamnya ± 300 meter.Daerah ini masih dapatditembus cahaya sampai ke dasar, kedalaman daerah ini dapat mencapai200 m. Biota yang hidup di daerah ini adalah plankton, nekton, neston dan bentos.

·         Batial

Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200 – 2.500 m, sudah tidak

ada produsen.Hewannya berupa nekton.

·         Abisal

Abisal merupakan daerah yang lebih dalam, yaitu antara 1.500 – 10.000 m. Daerah ini gelap sepanjang masa, tidak terdapat produsen.

Agar tidak terjadi kekeliruan tentang zona (wilayah) laut silahkan perhatikan gambar berikut ini. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX3NLp-LLqJ29Yao8zbR5yfGqF07UgN2oJkgYq13U5Wx-JCaKWg8FO2Xnr-I2k0_t4ET3-KsDGlxQ3p0Ai1z95bz_I5c0QsOS0yw7wFKJtJzO2o0vazt29UKXqpv9Lu5RZeA_lohsPDCY/s1600/ocean-zonation.png

 

 

 

 

 

 

 

 

Daya tembus cahaya matahari ke laut terbatas, sehingga ekosistem laut terbagi menjadi dua daerah, yaitu daerah laut yang masih dapat ditembus cahaya matahari, disebut daerah fotik, sedangkan daerah laut yang gelap gulita, disebut daerah afotik. Diantara keduanya terdapat daerah remang-remang cahaya yang disebut  daerah disfotik.

 

Berdasarkan intensitas cahayanya, ekosistem laut dibedakan menjadi 3 bagian:

a.Daerah Fotik

Daerah fotik adalah daerah laut yang masih dapat ditembus cahaya matahari, kedalaman maksimum 200 m.

b. Daerah Twilight

Daerah twilight adalah daerah remang-remang, tidak efektif untuk kegiatan fotosintesis, kedalaman antara 200 - 2000 m.

c. Daerah Afotik

Daerah afotik adalah daerah yang tidak tembus cahaya matahari. Jadi gelap sepanjang masa.

 

2.4 Manfaat Ekosistem Laut Bagi Kehidupan Manusia

Indonesia memiliki wilayah perairan yang sangat luas,namun keadaan laut di negara kita sangat kurang terjaga sehingga banyak ancaman sengketa mengenai batas wilayah perairan laut Indonesia dengan negara-negara tetangga.

Laut merupakan bagian dari samudera.Lautan adalah laut yang sangat luas.Laut merupakan kumpulan air asin dalam jumlah yang sangat banyak dan menggenangi yang membagi daratan atas benua atau pulau.

Air merupakan sumber utama yang dibutuhkan setiap makhluk hidup.Air memiliki peranan yang sangat kuat di dalam kehidupan.Keadaan negara Indonesia yang terletak atau dikelilingi lautan ini mendatangkan manfaat yang besar bagi warga yang hidup atau tinggal di dalamnya.Di dalam dan di atas laut terdapat kekayaan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan.

Berikut akan diuraikan beberapa manfaat laut bagi kehidupan manusia,yaitu:

ü  Laut sebagai sumber makanan

Dikatakan laut sebagai sumber makanan,karena makanan yang biasa kita makan berasal dari laut,seperti ikan,rumput laut,garam,dsb.Ikan banyak dijumpai di daerah pertemuan arus panas dan dingin seperti yang terdapat di Jepang,Selat Malaka,New Foundlandbank.

ü  Untuk mengontrol iklim dunia

Tanpa peranan laut,maka hampir keseluruhan planet Bumi ini akan menjadi terlalu dingin bagi manusia untuk hidup,karena laut memiliki peranan penting dalam mengontrol iklim dunia dengan memindahkan panas dari daerah ekuator menuju daerah kutub.Hampir 60% penduduk hidup atau tinggal di daerah sekitar pantai.Bumi ditutupi oleh air yaitu sekitar 70% dikelilingi oleh air.

Air laut bergerak secara terus-menerus mengelilingi Bumi dalam satuan sabuk aliran yang sangat besar yang disebut dengan “Global Conveyor Belt” bergerak dari permukaan ke dalam samudera dan kembali lagi ke eprmukaan.Angin,temperatur dan salinitas(kadar garam air laut) air laut mengontrol sabuk aliran global.Sabuk aliran ini yang kemudian memindahkan energi panas yang dipancarkan oleh Matahari ke Bumi.

Angin laut membawa uap yang merupkaan sumber untuk turunnya hujan didaratan ataupun lautan.Arus laut panas dapat memperbaiki keadaan iklim  di daerah-daerah yang didatangi arus tersebut,sebab dengan datang nya arus panas ke arus dingin akan menyebabkan pertemuan kedua arus sehingga menjadikan atau membentuk arus baru.

Lautan berperan menangkap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer dalam jumlah yang sangat besar.Sekitar ¼ CO2 tersebut diserap dan disimpan dilautan.CO2 yang tersimpan di dlaam laut hingga berabad-abad mampu mengurangi pemanasan global atau bahasa keren nya ”Global Warming”..

Laut memilik peranna yang sangat besar bagi kehidupan makhluk hidup.Manusia sebagai makhluk yang paling tinggi derajat nya dan memiliki akal pikiran maka sudah seharusnya menjaga laut dan tetap melestarikaknnya,bukan malah merusak nya(mengambil keuntungan nya saja tanpa memikirkan akibat nya di masa yanga kan datang). Jika ekosistem laut berkurang maka kemampuan laut untuk menyerap CO2 akan berkurang pula,maksud dari berkurang nya ekosistem lauta seperti rusaknya terumbu karang dan hutan bakau.Kerusakan hutan bakau semakin marak terjadi karena banyak masyarakat yang mengalihkan fungsi lahan.Dan kerusakan terumbu karang seperti eksploitasi terumbu karang tanpa ada penanaman nya kembali.

ü  Laut sebagai tempat rekreasi dan Hiburan

Selain digunakan untuk iklim dunia dan sumber makanan,laut juga dapat dijadikan salah satu pilihan untuk dijadikan tempat berwisata/rekreasi.Misalnya,

·         Jika airnya jernih maka dapat digunakan untuk tempat pemandian

·         Dapat dijadikan objek tourisme jika memiliki teluk-teluk yang indah

·         Dapat dijadikan tempat menyelam,jika laut itu memiliki terumbu karang yang indah dan makhluk laut yang ada di sekitar terumbu karang itu.

ü  Tempat Budidaya Ikan,Kerang Mutiara,Rumput Laut,dsb

Laut juga berperan di dalam mata pencaharian manusia,laut dijadikan tempat budidaya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia terutama bagi orang-orang yang tinggal di daerah pantai atau laut.

ü  Laut sebagai tempat barang tambang

Di Laut dangkal sekitar Asia Tenggara telah terbukti banyak ditemukan barang tambang serta minyak bumi.Saat ini kita tinggal menikmati hasil dari pengendapan makhluk-makhluk laut yang telah mati jutaan tahun yang lalu yang kita kenal dengan nama”minyak bumi”.

Di laut pinggiran daerah Continental Self banyak terdapat endapan mineral yang sangat berguna bagi industri,seperti yang terdapat di Bangka dan Belitung.

ü  Sebagai Objek Riset Penelitian

Laut sering digunakan sebagai tempat dan alat bantu  untuk penelitian yang terkait tentang morfologi dasar laut,gerakan air laut,salinitas air laut,proses-proses yang terjadi didalam laut,bagaimana kehidupan di dalam laut serta manfaat laut bagi manusia,terutama penduduk sekitar.

ü  Laut sebagai Sumber Air Minum

Jika kita berfikir sesaat,pasti yang terlintas di benak kita “bagaimana mungkin air laut dapat diminum,sementara rasanya asin”.Memang benar,air laut tidak bisa diminum secara langsung.Air laut dapat diminnum jika telah melalui sebuah proses yang disebut dengan “DESALINASI”.

ü  Laut sebagai Jalur Transportasi

Sebelum ada jalan darat dan udara,maka laut lah yang berperan penting dalam proses transportasi.Laut merupakan jalur transportasi yang baik dan mudah sebab tidak perlu membuad jalan seperti jalur transportasi darat.

ü  Manfaat Laut bagi penduduk local

Peranan laut bagi penduduk lokal sangat lah besar.Karena selain sebagai mata pencaharian mereka ,laut juga merupakan bagian yang tak terlepas dari tanggungjawab mereka sebagai nelayan untuk dikelola dan di pelihara dengan penuh rasa tanggungjawab.Awalnya penduduk lokal mengartikan laut sebagai salah satu bagian saja dari wilayah negara kita yang diciptakan oleh sang pencipta,namun setelah mereka merasakan fungsi yang begitu besar dari laut itu maka penduudk lokal menempatkan laut itu sebagai lahan dan sumber kehidupan bagi mereka untuk melanjutkan dan mempertahankan kehidupan dalam rangka menuju kepada kehidupan yang sejahtera dan lebih baik.Fungsi laut bagi kehidupa pneduduk lokal yaitu: Berfungsi sebagai kekayaan alam yang perlu dijaga,dikelola dan dilestarikan. Laut sebagai lahan mereka menggantungkan hidup an meneruskan hidup(sebagai tempat mata pencaharian). Laut berfungsi sebagai sarana bagi penduduk lokal untuk mengembangkan keterampilan mereka di bidang perikanan.

 

2.5 Permasalahan Ekosistem Laut

Ekosistem air laut memiliki luas lebih dari 2/3 permukaan bumi ( + 70% ). Ekosistem laut memiliki kadar mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl`(55%), namun kadar garam di laut bervariasi, ada yang tinggi (seperti di daerahtropika) dan ada yang rendah (di laut beriklim dingin). Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan iklim, laut menemui masalah-masalah dalam ekosistemnya.Ekosistem laut semakin lama menemui situasi yang memperihatinkan.

Permasalahan ekosistem laut yang ditemui terdiri dari: hilangnya ekosistem terumbu karang dan pencemaran laut.

2.5.1 Hilangnya Ekosistem Terumbu Karang

Ekosistem terumbu karang adalah ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis-jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis-jenis moluska, krustasea, ekhinodermata, polikhaeta, porifera, dan tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairansekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan jenis-jenis nekton.Veron (1995) dan Wallace (1998) mengemukakan bahwa ekosistem terumbu karang adalah unik karena umumnya hanya terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, cahaya, sedimentasi, dan arus dan gelombang.

a.       Suhu

Perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis ditahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%.Suharsono(1999) mencatat selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3oC di atas suhu normal. Perkiraan di atas didasarkan pada suatu penelitian yang menyebutkan bahwa perubahan suhu alami, baik yang ekstrim (maksimum dan minimum) maupun secara mendadak, di bawah atau di atas suhu optimumnya dapat mengurangi pertumbuhan karang bahkan mematikannya.

b.      Salinitas

Perubahan pada salinitas juga akan mempengaruhi terumbu karang. Hal inisesuai dengan penjelasan McCook (1999) bahwa curah hujan yang tinggi danaliran material permukaan dari daratan (mainland run off ) dapat membunuh terumbu karang melalui peningkatan sedimen dan terjadinya penurunan salinitasair laut. Efek selanjutnya adalah kelebihan zat hara (nutrient overload) berkontribusi terhadap degradasi terumbu karang melalui peningkatanpertumbuhan makroalga yang melimpah (overgrowth)terhadap karang.

c.       Cahaya

Bertambahnya volume dan meningkatnya tinggi permukaan air laut akan memengaruhi kedalaman penetrasi cahaya matahari menjadi semakinberkurang.Cahaya diperlukan oleh alga simbiotik zooxanthallae dalam proses fotosintesisguna memenuhi kebutuhan oksigen terumbu karang. Dengan berkurangnya kedalaman penetrasi cahaya, maka laju fotosintesis akan menurun dan kemampuan karang untuk menghasilkan kalsium karbonat pembentuk terumbuakan menurun pula. Sehingga ekosistem terumbu karang (pada kedalaman 10meter atau lebih) akan mengalami penurunan produktifitas dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian.

d.      Sedimentasi

Gelombang pasang ataupun tsunami yang diakibatkan oleh pemanasan global tentu akan mengakibatkan terangkutnya sedimen dari lautan ke daratan.Peristiwa ini nampaknya membawa sedikit keuntungan bagi terumbu karang yangmasih mampu bertahan hidup setelah diterpa oleh gelombang dahsyat tersebut. Namun hal tersebut tak akan berlangsung lama sebab gelombang gelombang pasang tersebut dalam beberapa waktu kemudian akan kembali ditarik ke laut. Kekuatan gelombang yang dahsyat tersebut akan membawa berbagai macam-materi dari daratan bersamanya. Sehingga pada saat kembali ke laut, sebagian materi-materi dari daratan tersebut ada yang terhenti di daerah pesisir dan lautan dangkal, yang kemudian meningkatkan jumlah sedimen di daerah tersebut. Jumlah sedimen yang sangat banyak tersebut akan mengakibatkan tertutupnya polipkarang yang masih hidup sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis ataupun menghasilkan kalsium karbonat sebagai pembentuk terumbu. Dalam jangka waktu tertentu, ekosistem terumbu karang di daerah tersebut pun akan segera musnah

e.       Arus dan Gelombang

Pada dasarnya pertumbuhan terumbu karang yang berada di daerah berarusakan lebih baik apabila dibandingkan dengan pertumbuhan terumbu karang yanghidup di perairan tenang.Ini disebabkan selain gelombang air laut dapatmemberikan pasokan oksigen yang banyak, gelombang juga membawa plankton yang baru untuk koloni karang, serta dapat menghalangi pengendapan pada kolonikarang. Namun apabila pemanasan global terus berlanjut, keadaan yangmenguntungkan tersebut akan berbalik 180 derajat menjadi kerugian yang sangat besar bagi ekosistem terumbu karang. Sebab dengan bertambahnya volumelautan, akan mengakibatkan air laut meluap sehingga terjadilah gelombang pasangyang sangat dahsyat. Selain itu potensi untuk terjadinya badai akan semakin meningkat. Badai berkekuatan tinggi ditambah dengan faktor lainnya yang dapattimbul akibat pemanasan global (semisal pergeseran lempeng bumi) akan mengakibatkan terjadinya tsunami dengan kekuatan penghancur yang tak dapat dibayangkan. Munculnya gelombang pasang maupun tsunami akan merusak kondisi fisik terumbu karang, bahkan bukan tidak mungkin terumbu karang tersebut akan hancur dan ikut terseret gelombang. Dengan adanya peristiwatersebut, sudah tentu ekosistem terumbu karang akan semakin berkurang bahkan musnah.

 

2.5.2 Pencemaran Laut

Pada mulanya orang berfikir bahwa dengan melihat luasnya lautan, makasemua hasil buangan sampah dan sisa-sisa industri yang berasal dari aktifitas manusia didaratan seluruhnya dapat di tampung oleh lautan tanpa membuat suatu akibat yang membahayakan. Bahan pencemar yang masuk ke dalam lautan akan diencerkan dan kekuatan mencemarnya secara perlahan-lahan akan diperlemah sehingga membuat mereka menjadi tidak berbahaya. Dengan makin cepatnya pertumbuhan penduduk dunia dan makin meningkatnya lingkungan industri mengakibatkanmakinbanyak bahan-bahan yang bersifat racun yang dibuang ke laut dalam jumlah yang sulit untuk dapat dikontrol secara tepat. Pencemaran laut merupakan suatu ancaman yang benar-benar harus ditangani secara sungguh-sungguh.Banyak kecelakaan dilautan yang menyebabkan tercecernya bahan-bahan yang bersifat racun dalam jumlah yang sangat besar.

Berikut ini adalah beberapa fakta terhadap pencemaran laut:

ü  Pencemaran laut di dunia menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan kehidupan bawah laut.

ü  Pada tahun 2008, para penyelam mengangkat 219.528 lbs (99.57 ton)sampah dan benda-benda bekas dari 1.000 mil luas laut - rata-rata 1 penyelam mengangkat 25 ton sampah dan benda-benda bekas.

ü  Hampir 80% pencemaran laut disebabkan oleh plastik. Di beberapa daerah di samudra, perbandingan untuk plastik dan plankton adalah 6:1(6 banding 1).

ü  Diperkirakan 46.000 potong sampah plastik mengapung di setiap 1 mil dari samudra – 70% dari sampah plastik itu di perkirakan akhirnya akan tenggelam.

ü  Plastik tidak mudah untuk di uraikan. Saat sampah plastik masuk kelaut, dibutuhkan bertahun-tahun untuk di uraikan–terurai secara perlahan menjadi potongan kecil yang akhirnya menjadi debu plastik.

ü  Telah dilaporkan ada lebih dari 260 jenis hewan laut di seluruh dunia yang terjerat dan memakan sisa-sisa tali pancing, jala dan sampah-sampah laut lainnya.

ü  Diperkirakan 100.000 mamalia laut termasuk lumba-lumba, paus, anjing laut, dan penyu laut terancam dengan banyaknya sampah dan benda-benda bekas yang masuk ke laut tiap tahunnya. Dan 86% dari populasi penyu laut terkena dampak buruk dari pencemaran laut.

ü  Lebih dari 1 juta populasi burung laut mati karena pencemaran laut setiap tahunnya.

 

Beberapa masalah pencemaran di laut yaitu:

a.       Pencemaran minyak 

Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, sehingga kecelakaan-kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak dilautan hampir tidak bisa dielakkan.Kapal tanker mengangkut minyak mentah dalam jumlah besar tiap tahun. Apabila terjadi pencemaran minyak dilautan, ini akan mengakibatkan minyak mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawaarus dan terbawa ke pantai. Contoh kecelakaan kapal : Torrey canyon dilepas pantai Inggris 1967 -> 100.000 burungmati• Showa maru di selat Malaka pada tahun 1975• Amoco Cadiz di lepas pantai Perancis 1978 Pencemaran minyak mempunyai pengaruh luas terhadap hewan dantumbuh-tumbuhan yang hidup disuatu daerah. Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang diatas permukaan air. Tubuh burung akan tertutup minyak sehingga untuk membersihkannya, mereka menjilatinya.

Akibatnya mereka banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri.Selain itu, mangrove dan daerah air payau juga rusak. Mikro organisme yang terkena pencemaran akan segera menghancurkan ikatan organik minyak, sehingga banyak daerah pantai yang terkena ceceran minyak secara berat telah bersih kembali hanya dalam waktu 1 atau 2 tahun.

b.      Pencemaran logam berat

Logam-logam berat yang masuk kedalam tubuh hewan umumnya tidak dikeluarkan lagi dari tubuh mereka.Karena itu logam-logam cenderung untuk menumpuk di dalam tubuhnya. Sebagi akibatnya logam-logam tersebut akan terus berada di sepanjang rantai makan. Hal ini disebabkan oleh karena predator padasatu trofik level makan mangsa mereka dari trofik yang lebih rendah yang telahtercemar (ikan dimakan oleh manusia). Disini terlihat bahwa kandungan konsentrasi logam berat terdapat lebih tinggi pada tubuh hewan yang letaknyalebih tinggi didalam tropik level.Jadi predator tingkat tinggi (dengan umur lebih panjang) lebih banyak menumpuk logam berat. Contoh pencemaran logam berat :

·         “Minamata Disease” (di Jepang) yang disebabkan oleh Hg (merkuri).Menyebabkan kelemahan otot, kehilangan penglihatan, ketidak seimbangan fungsi otot dan kelumpuhan. Selain itu juga meracuni janin dan merusak sistem syaraf  pusat.

·         “Itai-itai Disease” yang disebabkan oleh logam Cd. Menyebabkan nyeri/ngilu pada tulang, mempengaruhi kehamilan, lactasi, ketidak seimbangan internalsekresi, penuaan, dan kekurangan kalsium. Pengaruh Logam Berat Terhadap Ekosistem Laut:• Logam berat yang dilimpahkan ke perairan, baik sungai ataupun laut akan mengalami proses-proses seperti pengendapan, adsorpsi dan absorpsi oleh organisme-organisme perairan. Prosi (1979) menyatakan bahwa pemindahan logam berat kedalam organisme dapat dipengaruhi pula oleh kebiasaan organisme dalam cara memakan-makanannya (feeding habit), yaitu sebagai berikut:- Phytophagus (misal : Gastropoda, Crustacea)- Filter feeding (misal : Zooplankton, barnacle, dan bivalva)- Sediment feeding (misal: Polychaeta dan oligochaeta)- Detritus feeding (misal : gastropoda, isopoda, dan amphipoda)- Carnivorous (misal : Zooplakton, Polychaeta, gastropoda, Crustacea,larva serangga air tawar dan ikan).Pengaruh logam berat terhadap organisme-organisme tersebut atas dasar daya racunnya dibagi menjadi 2 yaitu :- Bersifat lethal atau mematikan -> LC50 (median lethal concentration)- Bersifat sublethal. Pengaruh sublethal dapat menghambat pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi; menyebabkan terjadinya perubahan morfologi;merubah tingkah laku organisme.

c.       Sampah

Sampah yang mengandung kotoran minyak juga dibuang kelaut melalui sistem daerah aliran sungai (DAS).Sampah-sampah ini kemungkinan mengandung logam berat dengan konsentrasi yang tinggi. Tetapi umumnya mereka kaya akan bahan-bahan organik, sehingga akan memperkaya kandunganzat-zat makanan pada suatu daerah yang tercemar yang membuat kondisilingkungan menjadi lebih baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Aktifitas pernafasan dari organisme ini membuat makin menipisnya kandungan oksigen khususnya pada daerah estuarin. Hal tersebut akan berpengaruh besar pada kehidupan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup disitu. Pada keadaan yang paling ekstrim, jumlah spesies yang ada didaerah itu akan berkurang secara drastisdan dapat mengakibatkan bagian dasar dari estuarin kehabisan oksigen. Sehingga mikrofauna yang dapat hidup hanya dari golongan cacing.Jenis-jenis sampah kebanyakan termasuk golongan yang mudah hancur dengan cepat, sehingga pencemaran yang disebabkannya tidak merupakan suatu masalah besar diperairanterbuka.

d.      Pestisida

Kerusakan yang disebabkan oleh pestisida adalah bersifat akumulatif. Mereka sengaja ditebarkan ke dalam suatu lingkungan dengan tujuan untuk mengontrol hama tanaman atau organisme-organisme lain yang tidak diingini. Beberapa pestisida yang dipakai kebanyakan berasal dari suatu grup bahan kimiayang disebut Organ ochloride, misalnya DDT.Pestisida jenis ini termasuk golongan yang mempunyai ikatan molekul yang sangat kuat dimana molekul-molekul ini kemungkinan dapat bertahan di alam sampai beberapa tahun sejak mereka mulai dipergunakan. Hal itu sangat berbahaya karena dengan digunakannya golongan ini secara terus menerus akan membuat mereka menumpuk di lingkungan dan akhirnya mencapai suatu tingkatan yang tidak dapat ditolerir lagi dan berbahaya bagi organisme hidup didaerah tersebut. Beberapa organisme air termasuk ikan dan udang ternyata menumpuk bahan kimia didalam jaringan tubuhnya.

e.       Limbah industri dan domestik 

Limbah adalah limbah cair yang berasal dari masyarakat urban, termasuk di dalamnya limbah kota (municipal) dan aktivitas industri, yang masuk ke sistem saluran pembuangan kota. Pada umumnya limbah domestik mengandung sampah padat (berupa tinja, dan cair yang berasal dari rumah tangga). Berdasarkan sifatfisik, kimia air limbah, tingkah lakunya diperairan dan pengaruhnya terhadap organisme, jenis limbah industri ada 4:

ü  .Bahan-bahan organik terlarut: bahan beracun,tahan urai dan biodegradable

ü  Bahan -bahan anorganik : unsur-unsur hara3.Bahan organik tidak larut: minyak 

ü  Bahan-bahan anorganik yang tidak larut. Contohnya logam berat.

ü  Bahan-bahan radioaktif.

 

2.6 Upaya Pelestarian Ekosistem Laut

Agar keseimbangan ekosistem laut dapat kembali, sebelumnya kita harus memperbaiki pola rantai makanan yang rusak karena ikan-ikan kecil dan makhluk kecil lainnya kehilangan habitat aslinya berupa hutan mangrove dan terumbu karang. Baru setelah hutan mangrove dan terumbu karang pulih, rantai makanan yang tadinya berantakan pada akhirnya akan pulih pula.Saat ini sudah sangat jarang kita jumpai hutan mangrove yang terpelihara di daerah pesisir.Demikian pula dengan keberadaan terumbu karang.Manusia memanfaatkan sumber daya tersebut tanpa peduli dengan waktu pemulihannya.Yah, penyesalan selalu datang belakangan.Untuk melakukan rehabilitasi terhadap kerusakan hutan mangrove dan terumbu karang dibutuhkan waktu yang sangat lama dan dana yang tidak sedikit.

Menyangkut kerusakan yang diakibatkan oleh limbah, sepertinya tak ada langkah penanggulangan pasti selain membersihkan sampah dipantai dan pencegahan dengan menjaga kebersihan.

·         Sebagai langkah paling dasar dan penting, berhenti membuang limbah rumah tangga dan sejenisnya ke laut/sungai. Dengan begitu pencemaran tidak akan terjadi.

·         Tidak menebang hutan bakau, serta melaporkan pelaku penebangan kepada pihak yang berwenang.

·         Tidak menggunakan racun dan bom dalam menangkap ikan, serta melaporkan pelaku tindakan tersebut pada pihak yang berwenang.

·         Menekan pengeluaran emisi karbon dan sejenisnya.

·         Terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas akan pentingnya kelestarian ekosistem laut.

Agar keseimbangan ekosistem laut dapat kembali, sebelumnya kita harus memperbaiki pola rantai makanan yang rusak karena ikan-ikan kecil dan makhluk kecil lainnya kehilangan habitat aslinya berupa hutan mangrove dan terumbu karang. Baru setelah hutan mangrove dan terumbu karang pulih, rantai makanan yang tadinya berantakan pada akhirnya akan pulih pula.Saat ini sudah sangat jarang kita jumpai hutan mangrove yang terpelihara di daerah pesisir.Demikian pula dengan keberadaan terumbu karang.Manusia memanfaatkan sumber daya tersebut tanpa peduli dengan waktu pemulihannya.Yah, penyesalan selalu datang belakangan.

Menyangkut kerusakan yang diakibatkan oleh limbah, sepertinya tak ada langkah penanggulangan pasti selain membersihkan sampah dipantai dan pencegahan dengan menjaga kebersihan.

Usaha lain yang dapat ditempuh yaitu sebagai berikut:

a. Cagar alam laut.          
Membuat peraturan bersama dengan masyarakat, nelayan dan pesisir menyangkut cagar alam laut guna melindungi laut dan segala isinya, agar mereka berevolusi secara alamiah.      
b. Suaka Alam laut.        
Membuat peraturan bersama dengan masyarakat nelayan dan pesisir atau kepulauan untuk suaka alam laut agar semua yang dilindungi dalam wilayah cagar alam mendapatkan perlindungan dari wilayah suaka alam, yang menjaga ekosistem di wilayah pantai atau pulau tertentu.  
c. Zona Ekonomi Eksklusif.       
Sumber daya alam di laut kini semakin menjadi rebutan antar bangsa dan negara, apa lagi di wilayah yang tidak jelas aturan hukumnya. Karena itu barangkali perlu dipertegas atau diproklamasikan secara mondial zona ekonomi eksklusif kita, agar daerah-daerah perbatasan dengan negara tetangga semakin jelas status yuridisnya dan dengan demikian terhindar dari masalah yang bisa muncul dari relasi dengan negara tertangga.
d. Pengembalian material dari pantai.    
Seperti aturan pengambilan pasir, kerikil, karang, kima, hutan bakau.Bukan hanya soal larangan tapi pemanfaatannya dan pelestariannya yang mem-butuhkan aturan dan kerjasa-ma serta kesadaran partisipatif masyarakat, agar tidak ter-jadi pengrusakan, abrasii dll.Suatu aturan hukum yang bisa memberdayakan masyarakat yang membutuhkan material-material tersebut untuk pemenuhan kebutuhan kesejahteraan mereka sekaligus ada upaya pelestarian, pemeliharaan dan perlindungan.Hal ini dibutuhkan agar tidak terjadi pengurasan sumber-sumber alam laut, yang terdapat di laut maupun di dasar laut serta di pantai laut. 
e. Adanya Aquarium Samudra.  
Di mana memperlihatkan kekayaan ikan di perairan laut kita, termasuk ikan-ikan pur-ba yang langka serta Hutan Wisata, yang terdiri dari berbagai jenis pohon di daeerah tropis ini, termasuk semua tanaman atau tumbuhan yang menjadi makanan pokok daerah ini. Keduanya bisa menjadi tempat tujuan wisata pada saat WOC dan Manado Kota Pariwisata Dunia.Akhirnya, bila kita kaji lebih jauh, maka benarlah bahwa persoalan lingkungan hidup, bukan hanya sekadar soal pencemaran, sampah dan upaya penanggulangannya secara teknis praktis.Tapi persoalan lingkungan adalah persoalan yang terkait erat dengan pandangan hidup, sikap dan prilaku manusia dalam hubungannya dengan alam.Kita berpendapat bahwa akar persoalan pencemaran dan pengrusakan lingkungan hidup alam laut, terdapat pada pandangan kita terhadap alam.Bila pandangan kita benar dan baik, maka sikap, prilaku dan tindakan kita terhadap alam juga benar dan baik.Barangkali kita perlu meluruskan pandangan kita.Kita mestinya memandang lingkungan alam atau bumi ini adalah sahabat kita.Bahkan sebagai ibu yang menghidupi kita.Sebagaimana seorang anak harus sayang, hormat, akrab dengan ibunya, kita semestinya harus hormat, akrab, sayang kepada alam atau bumi yang disebut ibu pertiwi itu.Demikian kita perlu kembali kepada solusi alam yang adalah ciptaan Tuhan, sahabat kita, bahkan ibu pertiwi kita.Tuhan menciptakannya untuk kita.Semuanya kita boleh ‘makan’, kecuali yang satu ini, yaitu kita tidak boleh ‘makan semuanya sampai habis’.Kita juga diciptakan bebas. Untuk itu kita harus memilih: ‘hidup kita di perut bumi, atau bumi di perut kita.’

 

 


 

BAB III

PENUTUP

 

 

3.1  Kesimpulan

Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa ekosistem laut adalah sebagai berikut:

1.      Ekosistem laut merupakan sistem akuatik yang terbesar di planet bumi. Lautan menutupi lebih dari 80 persen belahan bumi selatan tetapi hanya menutupi 61 persen belahan bumi utara, dimana terdapat sebagian besar daratan bumi

2.      Pembagian daerah ekosistem air laut berdasarkan kedalamannya yaitu daerah Litoral, daerah neritic, daerah batial, dan daerah afotik. Sementara berdasarkan intensitas cahayanya yaitu daerah Fotik, daerah Twilight dan daerah Afotik.

3.      Permasalahan ekosistem laut disebabkan oleh hilangnya ekosistem terumbu karang dan pencemaran laut.

 

3.2  Saran

Marilah kita membangun rasa cinta terhadap laut. Kita lsebagai khalifah yang harus bertanggung jawab terhadap seluruh kerusakan yang terjadi pada laut dan ekosistemnya.Laut telah memberikan manfaatnya kepada manusia, dan tugas kita sebagai manusia adalah memeliharanya.Ubah pola hidup kita yang kotor dan berantakan, pelihara kebersihan laut untuk dunia yang lebih baik.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Hedgpeth, Joel W. 1957. Treatise on Marine Ecology and paleoecology Vol I Ecology. New York: The Geologycal Society of America.

 

Nybakken, James W. 2008. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta:PT Gramedia

 

Odum,E P, Samingan T(penerjemah) 1993. Dasar – Dasar Ekologi. Yogyakarta : Gadjah mada University Press

 

Polunin, N.,Puji Astuti ( penerjemah). 1997. Teori Ekosistem dan Penerapannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

 

Miarsyah  Mike, Ernawati. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam SMK IX. Jakarta : Erlangga.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar