Nama : KHAIRUNNISA M
Nim : 1305108010039
PEMBUATAN
KASCING(KOMPOS CACING) DI LIMBAH JAMUR MERANG
1.1 Latar Belakang
Pertanian merupakan sumber pangan bagi
sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini menyebabkan bidang pertanian harus
dapat memacu diri untuk meningkatkan hasilnya. Namun peningkatan hasil
pertanian biasanya diikuti dengan bertambahnya limbah pertanian. Berdasarkan
hasil penelitian sebagian besar dari input energi, 70 % hasil pertanian
merupakan materi sisa hasil panen dan apabila tanpa diolah akan menjadi limbah.
Limbah sisa hasil pertanian dapat
digunakan sebagai pupuk untuk memperbaiki kondisi tanah, dan biasanya disebut
istilah pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos. Keberadaan pupuk organik
seperti kompos kian dibutuhkan sebagai bahan baku produksi tanaman. Belakangan
ini permintaan kompos (pupuk organik) menunjukkan grafik yang terus meningkat.
Bahkan eksport kompos Indonesia sudah sampai ke negara Ghana (Afrika) untuk
perkebunan kapas, dan Singapura untuk lapangan golf, belum lagi permintaan
buyer asing yang sudah berminat, seperti dari negara Jepang dan Korea (Sudirja,
2009).Selain itu, kelangkaan pupuk di musim tanam, harga pupuk kimia yang
cenderung meningkat, beredarnya pupuk palsu, beban subsidi pemerintah yang
semakin meningkat, dan program Go Organik 2010 akan memperbesar penggunaan
kompos.
Kompos yang digunakan sebagai pupuk
alternatif disebut pupuk organik. Pupuk organik ini merupakan pupuk yang
berasal dari limbah organik pertanian, hewan seperti pupuk kandang atau pupuk
hijau, dan kompos yang berbentuk cair maupun padat. Salah satu limbah pertanian
dan kotora nematoda yang sering dikenal di sekitar kita yaitu limbah jamur
merang dan kotoran cacing.
Kascing
adalah pupuk organik yang berupa kotoran cacing yang telah dikeringkan. Kascing
berasal dari sampah-sampah organik berupa sayur-sayuran, buah-buahan,
daun-daunan, kotoran binatang, bangkai yang telah mengalami penguraian yang
kemudian dimakan oleh cacing dan menjadi pupuk yang mengandung unsur hara yang
akan meningkatkan kesuburan dan mudah diserap oleh tanaman. Hal ini terjadi
disebabkan kascing tersebut dalam prosesnya telah mengalami 2 kali proses
penguraian. Yang pertama oleh bakteri, yaitu saat sebelum dikonsumsi oleh
cacing. Dan yang kedua oleh cacing itu sendiri, yaitu saat berada dalam perut
cacing lalu mengalami penguraian lewat proses metabolik.
Proses pembuatan kompos jenis ini tidak berbeda dengan
pembuatan kompos pada umumnya yang membedakan hanya starternya yang berupa
cacing.Kompos cacing dapat menyuburkan tanaman karena kotoran cacing memiliki
bentuk dan struktur yang mirip dengan tanah namun ukuran partikel-partikelnya
lebih kecil dan lebih kaya akan bahan organik sehingga memiliki tingkat aerasi
yang tinggi dan cocok untuk dijadikan media tanam.Kompos cacing memiliki
kandungan nutrisi yang hampir sama dengan bahan organik yang diurainya.
Kandungan zat hara pada kascing yaitu :
C : 20,20 % Zn : 3,35 mg/100g
N : 1,58 % Mg : 21,80 mg/100g
P : 70,30 mg/100g Fe : 1,35 mg/100g
K : 21,80 mg/100g Mn : 66,15 mg/100g
Ca: 34,99 mg/100g Bo : 3,43 mg/100g
Disamping itu, kascing juga mengandung hormon pengatur tumbuh
tanaman antara lain : giberelin, sitokinin, dan auxin. Itulah sebabnya kascing
dapat menyuburkan tanaman dan juga dapat memperbaiki kualitas tanaman.
Kascing merupakan pupuk organik, namun
kascing mempunyai kelebihan dari pupuk organik lainnya disebabkan kascing
mempunyai hampir semua unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman dan unsur
makronya lebih tinggi, besifat netral dengan PH rata-rata 6,8. Dengan demikian
nilai tambah dari kascing, mutunya lebih baik dan penggunaannya menjadi lebih
sedikit.
Kascing mempunyai kelebihan yang tidak
dimiliki oleh pupuk anorganik (buatan) yaitu:
·
Dapat memperbaiki
struktur tanah,baik struktur biologi, kimiawi serta fisikanya.
·
Kascing dapat menambah
kandungan humus atau bahan organik, ini disebabkan C/N nya rendah.
·
Kascing dapat memperbaiki
jasad renik tanah, dan dapat menambah usur hara makanan yang dibutuhkan tanaman.
Sedangkan mamfaan kascing diantaranya adalah:
·
Kascing
sebagai pupuk akar
Pupuk akar yang dimaksud adalah pupuk yang
diberikan ke akar langsung baik dengan cara dibenamkan atau ditaburkan. Cara
pemberian kascing untuk tanaman yang baru dipindah atau tanaman dalam
pot.Letakkan kascing dibawah akar tanaman sebanyak 200 – 400 gram. Pemberian
kascing berikutnya selang 45-60 hari.Untuk tanaman yang sudah tinggi atau
tanaman tahunan, gali melingkar pohon tepat dibawah tajuk ( bayang-bayang
daun), masukkan kascing 500–1000 gram.Pemberian pupuk berikutnya selang 3 bulan.
Untuk tanaman semusim cukup diberikan
kascing 3 kali selang 45 hari. Pemakaian secara umum setiap 1 kg kascing untuk
1-2 m2. Pemakaian kascing yang berlebihan tidak akan mematikan tanaman, bahkan
leih baik dan penggunaan pupuk anorganik dapat ditiadakan.
·
Kascing
sebagai pupuk daun
Pupuk daun ialah pupuk yang diberikan
(disemprot/disiram) langsung ke daun.Cara penggunaan kascing untuk pupuk daun,
kascing terlebih dahulu direndam ke dalam air, setiap 1kg kascing dapat
direndam dengan 10 liter air kemudian diaduk merata dan diamkan sehari semalam
dan sering diaduk.Air rendaman kascin berwarna coklat muda, bila airnya bewarna
coklat tua dan kehitam-hitaman berarti kascingnya tidak murni atau masih
bercampur dengan media dan pakan cacing yang umumnya menggunakan kotoran
ternak. Saat mau menggunkan, saring terlebih dahulu, dan airnya dapat
disemprotkan atau disiramkan langsung ke daun. Ampasnya masih dapat direndam
lagi untuk dipergunakan hari berikutnya.Apabila air rendaman kascing sudah
jernih, berarti sudah tidak dapat dipergunakan sebagai pupuk daun. Ampas sisa
rendaman dapat diberikan ke akar tanaman,walaupun sudah berkurang kandungan zat
haranya,namun masih dapat menggemburkan tanah sebagai humus.Pupuk daun ini
cocok untuk sayur-sayuran,cabai,dananggrek.
·
Kascing
sebagai perikanan
Dengan menggunakan kascing, kolam atau
tambak akan menjadi lebih subur dan tidak beracun. Ini disebabkan
plankton-plankton dalam kolam akan tumbuh subur, sehingga hasilnya akan lebih
banyak dan khusus untuk bandeng, hasilnya bandeng tidak berbau lumpur.Pada
umumnya cara penggnaan kascing ialah setelah kolam atau tambak dikeringkan
kurang lebih 5 – 7 hari, digenangi airsetinggi 5cm selama 3 hari.Kemudian dasar
kolam dicangkul supaya menjadi lumpur, setelah itu tebarilah kascing 1kg setiap
1m2 dan biarkan selama seminggu baru diisi air. Kolam siap ditebari ikan.
Kascing juga dapat dipergunakan untuk pakan ikan sebagaipengganti pellet,
dengan demikian dapat menghemat biaya pemeliharaan.
·
Kascing
sebagai media jamur
Kascing dapat dipergunakan sebagai
campuran media untuk pembuatan jamur, terutama jamur merang dan jamur tiram.
Jamur pada umumnya memerlukan zat-zat seperti yang diperlukan tanaman, misalnya
: N, P, K. Sedangkan kascing mengandung semua unsur-unsur tersebut, bahkan
kandungannya lebih tinggi sehingga akan menghasilkan jamur yang lebih banyak
dan besar-besar.
1.2 Tujuan Praktek Lapang
Adapun tujuan dari praktek lapang
ini adalah salah satu kegiatan mahasiswa dilapangan sebagai syarat tugas akhir
sebelum memasuki dunia kerja sesungguhnya dan juga untuk dapat membuat kompos
cacing dengan menggunakan limbah jamur merang serta dapat dimamfaatkan sebagai
pupuk organic untuk semua jenis tanaman.
1.3 Lokasi Praktek Lapang
Lokasi untuk praktek lapang ini di
lakukan di Lamkeunung Tungkop,Darussalam Aceh Besar.
1.4 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
dalam praktek lapang ini adalah dengan menggunakan metode
dekomposisi(eksperiment) dan analisis
NPK,Ca,Mg,PH dan C-organik di Laboratorium.
- Alat
Adapun
alat yang akan digunakan diantaranya : Kayu, paku, palu, seng atab, timba,
cangkul/garu, dll
- Bahan
Adapun
bahan yang akan digunakan untuk pembuatan kompos cacing diantaranya : Kompos
dan cacing
- Cara
pelaksanaannya
-Membuat
rak untuk pembuatan kompos cacing dengan ukuran panjang 2 meter x lebar 1 meter x tinggi 40 cm sebanyak 2 tangki.
-Masing-masing
rak di isi dengan kompos jerami ( limbah jamur merang ) setebal 20 cm.
-Masukkan
cacing ke media rak kompos yang pertama sebanyak 0,5 kg dan media rak yang
kedua biarkan tanpa cacing.
-Cacing
di berikan makanan dari limbah sayur setiap pagi dan sore.
-Setiap
2 hari sekali media di semprot dengan air agar tetap lembab.
-Setelah
1 bulan (30) hari, kedua percobaan tersebut,baik kompos yang menggunakan cacing
maupun kompos yang tidak menggunakan cacing di analisis di laboratorium.
-Parameter
yang diamati adalah N,P,K, dan C-organik.
1.5 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diringkas dari
synopsis pembuatan kascing(kompos cacing) di limbah jamur merang adalah:
- Kascing adalah pupuk organik
yang berupa kotoran cacing yang telah dikeringkan. Kascing berasal dari
sampah-sampah organik berupa sayur-sayuran, buah-buahan, daun-daunan,
kotoran binatang, bangkai yang telah mengalami penguraian yang kemudian
dimakan oleh cacing dan menjadi pupuk yang mengandung unsur hara yang akan
meningkatkan kesuburan dan mudah diserap oleh tanaman.
·
kascing mengandung hormon
pengatur tumbuh tanaman antara lain : giberelin, sitokinin, dan auxin. Itulah
sebabnya kascing dapat menyuburkan tanaman dan juga dapat memperbaiki kualitas
tanaman.
·
Kascing mempunyai kelebihan
yang tidak dimiliki oleh pupuk anorganik (buatan) yaitu:Dapat memperbaiki
struktur tanah,baik struktur biologi, kimiawi serta fisikanya, Kascing dapat
menambah kandungan humus atau bahan organik, ini disebabkan C/N nya rendah,
memperbaiki jasad renik tanah, dan dapat menambah usur hara makanan yang
dibutuhkan tanaman.
·
Sedangkan mamfaan kascing
diantaranya adalah: Kascing sebagai pupuk akar, kascing sebagai pupuk daun, Kascing sebagai perikanan, serta kascing
sebagai media jamur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar