Minggu, 29 November 2020

Sinopsis Pembuatan KASCING ( Kompos Cacing) di Limbah Jamur Merang

Nama : KHAIRUNNISA M

Nim    : 1305108010039  

PEMBUATAN KASCING(KOMPOS CACING) DI LIMBAH JAMUR MERANG

1.1 Latar Belakang

Pertanian merupakan sumber pangan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini menyebabkan bidang pertanian harus dapat memacu diri untuk meningkatkan hasilnya. Namun peningkatan hasil pertanian biasanya diikuti dengan bertambahnya limbah pertanian. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar dari input energi, 70 % hasil pertanian merupakan materi sisa hasil panen dan apabila tanpa diolah akan menjadi limbah.

Limbah sisa hasil pertanian dapat digunakan sebagai pupuk untuk memperbaiki kondisi tanah, dan biasanya disebut istilah pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos. Keberadaan pupuk organik seperti kompos kian dibutuhkan sebagai bahan baku produksi tanaman. Belakangan ini permintaan kompos (pupuk organik) menunjukkan grafik yang terus meningkat. Bahkan eksport kompos Indonesia sudah sampai ke negara Ghana (Afrika) untuk perkebunan kapas, dan Singapura untuk lapangan golf, belum lagi permintaan buyer asing yang sudah berminat, seperti dari negara Jepang dan Korea (Sudirja, 2009).Selain itu, kelangkaan pupuk di musim tanam, harga pupuk kimia yang cenderung meningkat, beredarnya pupuk palsu, beban subsidi pemerintah yang semakin meningkat, dan program Go Organik 2010 akan memperbesar penggunaan kompos.

Kompos yang digunakan sebagai pupuk alternatif disebut pupuk organik. Pupuk organik ini merupakan pupuk yang berasal dari limbah organik pertanian, hewan seperti pupuk kandang atau pupuk hijau, dan kompos yang berbentuk cair maupun padat. Salah satu limbah pertanian dan kotora nematoda yang sering dikenal di sekitar kita yaitu limbah jamur merang dan kotoran cacing. 

Kascing adalah pupuk organik yang berupa kotoran cacing yang telah dikeringkan. Kascing berasal dari sampah-sampah organik berupa sayur-sayuran, buah-buahan, daun-daunan, kotoran binatang, bangkai yang telah mengalami penguraian yang kemudian dimakan oleh cacing dan menjadi pupuk yang mengandung unsur hara yang akan meningkatkan kesuburan dan mudah diserap oleh tanaman. Hal ini terjadi disebabkan kascing tersebut dalam prosesnya telah mengalami 2 kali proses penguraian. Yang pertama oleh bakteri, yaitu saat sebelum dikonsumsi oleh cacing. Dan yang kedua oleh cacing itu sendiri, yaitu saat berada dalam perut cacing lalu mengalami penguraian lewat proses metabolik.

Proses pembuatan kompos jenis ini tidak berbeda dengan pembuatan kompos pada umumnya yang membedakan hanya starternya yang berupa cacing.Kompos cacing dapat menyuburkan tanaman karena kotoran cacing memiliki bentuk dan struktur yang mirip dengan tanah namun ukuran partikel-partikelnya lebih kecil dan lebih kaya akan bahan organik sehingga memiliki tingkat aerasi yang tinggi dan cocok untuk dijadikan media tanam.Kompos cacing memiliki kandungan nutrisi yang hampir sama dengan bahan organik yang diurainya.

Kandungan zat hara pada kascing yaitu : 
C : 20,20 % Zn : 3,35 mg/100g
N : 1,58 % Mg : 21,80 mg/100g
P : 70,30 mg/100g Fe : 1,35 mg/100g
K : 21,80 mg/100g Mn : 66,15 mg/100g
Ca: 34,99 mg/100g Bo : 3,43 mg/100g

Disamping itu, kascing juga mengandung hormon pengatur tumbuh tanaman antara lain : giberelin, sitokinin, dan auxin. Itulah sebabnya kascing dapat menyuburkan tanaman dan juga dapat memperbaiki kualitas tanaman.

Kascing merupakan pupuk organik, namun kascing mempunyai kelebihan dari pupuk organik lainnya disebabkan kascing mempunyai hampir semua unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman dan unsur makronya lebih tinggi, besifat netral dengan PH rata-rata 6,8. Dengan demikian nilai tambah dari kascing, mutunya lebih baik dan penggunaannya menjadi lebih sedikit.

Kascing mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh pupuk anorganik (buatan) yaitu:

·         Dapat memperbaiki struktur tanah,baik struktur biologi, kimiawi serta fisikanya.

·         Kascing dapat menambah kandungan humus atau bahan organik, ini disebabkan C/N nya rendah.

·         Kascing dapat memperbaiki jasad renik tanah, dan dapat menambah usur hara makanan yang dibutuhkan tanaman.

Sedangkan mamfaan kascing diantaranya adalah:

·         Kascing sebagai pupuk akar

Pupuk akar yang dimaksud adalah pupuk yang diberikan ke akar langsung baik dengan cara dibenamkan atau ditaburkan. Cara pemberian kascing untuk tanaman yang baru dipindah atau tanaman dalam pot.Letakkan kascing dibawah akar tanaman sebanyak 200 – 400 gram. Pemberian kascing berikutnya selang 45-60 hari.Untuk tanaman yang sudah tinggi atau tanaman tahunan, gali melingkar pohon tepat dibawah tajuk ( bayang-bayang daun), masukkan kascing 500–1000 gram.Pemberian pupuk berikutnya selang 3 bulan.

Untuk tanaman semusim cukup diberikan kascing 3 kali selang 45 hari. Pemakaian secara umum setiap 1 kg kascing untuk 1-2 m2. Pemakaian kascing yang berlebihan tidak akan mematikan tanaman, bahkan leih baik dan penggunaan pupuk anorganik dapat ditiadakan.

·         Kascing sebagai pupuk daun

Pupuk daun ialah pupuk yang diberikan (disemprot/disiram) langsung ke daun.Cara penggunaan kascing untuk pupuk daun, kascing terlebih dahulu direndam ke dalam air, setiap 1kg kascing dapat direndam dengan 10 liter air kemudian diaduk merata dan diamkan sehari semalam dan sering diaduk.Air rendaman kascin berwarna coklat muda, bila airnya bewarna coklat tua dan kehitam-hitaman berarti kascingnya tidak murni atau masih bercampur dengan media dan pakan cacing yang umumnya menggunakan kotoran ternak. Saat mau menggunkan, saring terlebih dahulu, dan airnya dapat disemprotkan atau disiramkan langsung ke daun. Ampasnya masih dapat direndam lagi untuk dipergunakan hari berikutnya.Apabila air rendaman kascing sudah jernih, berarti sudah tidak dapat dipergunakan sebagai pupuk daun. Ampas sisa rendaman dapat diberikan ke akar tanaman,walaupun sudah berkurang kandungan zat haranya,namun masih dapat menggemburkan tanah sebagai humus.Pupuk daun ini cocok untuk sayur-sayuran,cabai,dananggrek.

 

·         Kascing sebagai perikanan

Dengan menggunakan kascing, kolam atau tambak akan menjadi lebih subur dan tidak beracun. Ini disebabkan plankton-plankton dalam kolam akan tumbuh subur, sehingga hasilnya akan lebih banyak dan khusus untuk bandeng, hasilnya bandeng tidak berbau lumpur.Pada umumnya cara penggnaan kascing ialah setelah kolam atau tambak dikeringkan kurang lebih 5 – 7 hari, digenangi airsetinggi 5cm selama 3 hari.Kemudian dasar kolam dicangkul supaya menjadi lumpur, setelah itu tebarilah kascing 1kg setiap 1m2 dan biarkan selama seminggu baru diisi air. Kolam siap ditebari ikan. Kascing juga dapat dipergunakan untuk pakan ikan sebagaipengganti pellet, dengan demikian dapat menghemat biaya pemeliharaan.

·         Kascing sebagai media jamur 

Kascing dapat dipergunakan sebagai campuran media untuk pembuatan jamur, terutama jamur merang dan jamur tiram. Jamur pada umumnya memerlukan zat-zat seperti yang diperlukan tanaman, misalnya : N, P, K. Sedangkan kascing mengandung semua unsur-unsur tersebut, bahkan kandungannya lebih tinggi sehingga akan menghasilkan jamur yang lebih banyak dan besar-besar.

1.2 Tujuan Praktek Lapang

            Adapun tujuan dari praktek lapang ini adalah salah satu kegiatan mahasiswa dilapangan sebagai syarat tugas akhir sebelum memasuki dunia kerja sesungguhnya dan juga untuk dapat membuat kompos cacing dengan menggunakan limbah jamur merang serta dapat dimamfaatkan sebagai pupuk organic untuk semua jenis tanaman.

1.3 Lokasi Praktek Lapang

            Lokasi untuk praktek lapang ini di lakukan di Lamkeunung Tungkop,Darussalam Aceh Besar.

1.4 Metode Penelitian

            Metode penelitian yang digunakan dalam praktek lapang ini adalah dengan menggunakan metode dekomposisi(eksperiment) dan analisis  NPK,Ca,Mg,PH dan C-organik di Laboratorium.

  1. Alat

Adapun alat yang akan digunakan diantaranya : Kayu, paku, palu, seng atab, timba, cangkul/garu, dll

  1. Bahan

Adapun bahan yang akan digunakan untuk pembuatan kompos cacing diantaranya : Kompos dan cacing

  1. Cara pelaksanaannya

-Membuat rak untuk pembuatan kompos cacing dengan ukuran panjang 2 meter x lebar 1  meter x tinggi 40 cm sebanyak 2 tangki.

-Masing-masing rak di isi dengan kompos jerami ( limbah jamur merang ) setebal 20 cm.

-Masukkan cacing ke media rak kompos yang pertama sebanyak 0,5 kg dan media rak yang kedua biarkan tanpa cacing.

-Cacing di berikan makanan dari limbah sayur setiap pagi dan sore.

-Setiap 2 hari sekali media di semprot dengan air agar tetap lembab.

-Setelah 1 bulan (30) hari, kedua percobaan tersebut,baik kompos yang menggunakan cacing maupun kompos yang tidak menggunakan cacing di analisis di laboratorium.

-Parameter yang diamati adalah N,P,K, dan C-organik.

 

1.5 Kesimpulan

            Kesimpulan yang dapat diringkas dari synopsis pembuatan kascing(kompos cacing) di limbah jamur merang adalah:

  • Kascing adalah pupuk organik yang berupa kotoran cacing yang telah dikeringkan. Kascing berasal dari sampah-sampah organik berupa sayur-sayuran, buah-buahan, daun-daunan, kotoran binatang, bangkai yang telah mengalami penguraian yang kemudian dimakan oleh cacing dan menjadi pupuk yang mengandung unsur hara yang akan meningkatkan kesuburan dan mudah diserap oleh tanaman.

·         kascing mengandung hormon pengatur tumbuh tanaman antara lain : giberelin, sitokinin, dan auxin. Itulah sebabnya kascing dapat menyuburkan tanaman dan juga dapat memperbaiki kualitas tanaman.

·         Kascing mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh pupuk anorganik (buatan) yaitu:Dapat memperbaiki struktur tanah,baik struktur biologi, kimiawi serta fisikanya, Kascing dapat menambah kandungan humus atau bahan organik, ini disebabkan C/N nya rendah, memperbaiki jasad renik tanah, dan dapat menambah usur hara makanan yang dibutuhkan tanaman.

·         Sedangkan mamfaan kascing diantaranya adalah: Kascing sebagai pupuk akar, kascing sebagai pupuk daun, Kascing sebagai perikanan, serta kascing sebagai media jamur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar